Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membersihkan yang Tidak Terpakai dan Mulai Lagi

3 Desember 2011   10:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:53 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkan anda kehilangan sesuatu?  Saat apa yang kita punyai hilang maka ada saat kita terdiam dan terpaku sebentar.  Apakah anda pernah kehilangan pekerjaan ? Bila pernah tentu ada saat merasa harus mulai berjuang lagi, harus mulai dari bawah lagi, dan kadang orang mengatakan mulai dari nol. Seperti yang kita lihat bahwa gempa yang diikuti tsunami di Jepang membuat semua rumah dan bangunan tersapu dan meninggalkan puing2 yang cukup banyak. Kebetulan saya pernah ikut pergi ke daerah yang bernama Ishinomaki, yaitu suatu kota di pinggir laut di provinsi Miyagi. Para  korban tsunami mereka tidak hanya kehilangan rumah dan tempat tinggal, tetapi mereka juga kehilangan pekerjaan, bagaimana tidak karena tempat kerja mereka juga hilang tersapu tsunami. Jadi praktis mereka mulai dari keadaan NOL yang cukup banyak. Sebagian dari mereka juga ada yang kehilangan saudara2nya.  Ada beberapa orang tua yang kehilangan anaknya. Mereka masih susah melupakannya, untuk penyembuhan secara mental di suatu daerah diadakan pertemua diantara ibu2 yang kehilangan anaknya.  Ada fasilitator yang ikut menemani. Ibu2 itu bertemu dengan sesama ibu yang mempunyai nasib yang sama.  Mereka boleh menceritaka apa saja yang dirasakan.  Tidak ada rasa malu dan ragu, karena yang hadir disitu punya pengalaman yang sama.  Menurut salah satu ibu yang ikut serta dalam acara sharing bersama itu, acara itu cukup membantu untuk menambah semangat bahwa mereka tidak sendirian, ada teman lain yang mengalami hal yang sama. Meskipun ada bantuan dari pemerintah untuk mereka, akan tetapi kedatangan para relawan yang mencapai daerah2 yang tidak tersentuh sangat membantu sejumlah korban.  Hampir semua korban yang kehilangan tempat tinggal mereka tinggal di rumah2 sementara yang dibangun pemerintah.  Meski rumah dibuatkan, akan tetapi biaya hidup harus ditanggung sendiri.  Oleh karena itu sering para relawan mengadakan pasar murah dan juga kadang pembagian sejumlah kebutuhan hidup. Mulai dengan sesuatu yang bersih [caption id="attachment_153417" align="alignright" width="380" caption="Keadaan yang sudah bersih dari reruntuhan atau puing2"][/caption] Jepang tidak mempunyai penanggalan khusus seperti China,  Jepang mengikuti penanggalan masehi.  Bulan Desember ini sudah mulai beranjak, dan sebentar lagi tahun baru. Tahun baru merupakan saat atau moment yang penting di budaya Jepang.  Mereka menyebutnya shogatsu.  Mereka mempunyai budaya bahwa akhir tahun adalah saat untuk bersih-bersih.  Bersih-bersih ini tidak hanya dilakukan di rumah, tetapi juga dilakukan di kantor2 pada saat kerja di hari  terakhir.  Kegiatan membersihkan ini disebut ousouji.  Kata oosouji mempunyai arti bersih2 secara besar2an ( souji : bersih2, dan ou berarti besar ). Jadi kegiatan bersih2 di akhir tahun ini dilakukan dengan perasaan dan cara yang berbeda dengan kegiatan bersih2 yang memang dilakukan tiap hari. Tahun baru disambut dengan perasaan baru dan semangat baru, maka semua yang kotor dibersihkan di tahun sebelumnya.  Di daerah yang terkena tsunami, langkah pertama adalah membersihkan puing2 dari bangunan dan barang.  Pembersihan puing2 inipun tidak mudah karena diperlukan tempat penampungan.  Ada beberapa provinsi terdekat yang bersedia menampungnya.  Setelah hampir 8 bulan bencana ini terjadi, kegiatan membersihkan puing2 sudah tampak selesai.  Teman saya sempat mengambil gambar di daerah Ishinomaki.  Memang ada beberapa benda yang belum sempat dipindahkan, salah satunya adalah sebuah Bis yang tersangkut di atas bangunan.  Juga ada sebuah bangunan yang seperti  tercabut dari dasarnya dan tergeletak. Rupanya proses pemulihan juga dilakukan dengan semangat budaya mereka, yaitu sedapat mungkin membersihkan semua yang tidak terpakai ( puing2 ) sehingga di tahun baru nanti mulai dengan sesuatu yang baru dan semangat baru. Budaya bersih2 di akhir tahun ini mungkin baik juga kita tiru, meniru yang baik kiranya tidaklah salah. Demikian sedikit informasi yang bisa saya sampaikan, proses pemulihan masih panjang akan tetapi tahap awal yaitu pembersihan reruntuhan sudah tampak hasilnya dan siap mulai membangun. [caption id="attachment_153418" align="aligncenter" width="479" caption="Keadaan sekelilingnya sudah bersih, tapi bis ini masih berada seperti setelah tsunami"][/caption] [caption id="attachment_153419" align="aligncenter" width="479" caption="Keadaan sudah bersih, bangunan yang tergeletak masih ada "][/caption] Sumber gambar : dari salah satu relawan yang pergi ke lokasi  tanggal 27 dan 28 November 2011  (http://yappesitouhoku.info ) Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun