Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Mana dan ke Mana Dana Bantuan Itu?

18 Mei 2011   01:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:31 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_110287" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS/Rony Ariyanto Nugroho)"][/caption] Kalau ada bencana besar di suatu negara, maka akan terjadilah aliran dana bantuan ke negara itu.  Begitu juga waktu di Indonesia terjadi bencana tsunami di aceh dan juga gempa di sekitar yogya serta akhir2 ini dengan meletusnya gunung merapi.  Banyak diberitakan bantuan diberikan sekian banyak dari lembaga atau negara mana,  tapi jarang diberitakan bantuan itu ditampung di mana dan sudah dibagikan kemana saja dalam jumlah berapa.  Sering terjadi jumlah yang diterima dan yang disalurkan tidak jelas, maka banyak bantuan luar negeri ke Indonesia dikirim langsung ke LSM yang ada.  Akan tetapi LSM sendiri kiranya juga harus memberikan kabar ke masyarakat luas bagaimana kegiatan selama ini, sehingga masyarakat juga jadi belajar bagaimana dalam pasca bencana bisa meminta bantuan ke instansi yang punya dana. [caption id="attachment_110267" align="alignleft" width="300" caption="uang bantuan "][/caption] Sekarang ini Jepang juga mengalami bencana itu, masyarakat umum juga sudah mulai bertanya soal dana bantuan itu. Sudah dua bulan dari bencana, pertanyaan ini muncul karena di sana-sini orang mengumpulkan dana, tetapi tidak ada berita resmi berapa yang sudah terkumpul dan dana ini sudah disalurkan ke mana. Pertanyaan ini semakin muncul karena masyarakat juga melihat lewat berita di TV bahwa bantuan belum sampai ke korban bencana.  Dengan situasi semacam ini memang ada group relawan yang suka membantu langsung ke tempat bencana dengan cara membantu pembersihan rumah atau membuatkan makanan, manfaat bantuan langsung ini segera langsung bisa dirasakan.  Akan tetapi untuk orang yang jauh dan tidak punya waktu luang memang bantuan keuangan menjadi satu2nya jalan. Ingin membantu dalam bentuk uang tetapi kenapa tidak bisa sampai ke yang dibantu ? Minggu tgl 15 Mei 2011, sebuah station TV di jepang dalam program yang bernama Bankisha, menyiarkan bahwa dana yang masuk sampai tanggal itu terkumpul di Palang Merah Jepang sebesar 2000 oku yen (Catatan : 1 oku adalah 100 juta ).  Jadi yang terkumpul total saat itu 200.000 juta yen ( dua ratus ribu juta yen ).  Dari jumlah 200 ribu juta  yen ini yang sudah diberikan ke 3 profinsi yang paling parah terkena bencana yaitu Fukushima, Miyagi dan Iwate baru beberapa persen saja belum sampai 25% dari total yang diterima.  Kelambatan proses penerimaan dari para korban itu memang terjadi karena proses administrasi yang ada : 1. uang harus ditransfer lewat bank ( padahal banyak korban yang kartu/buku bank nya hilang ditelan tsunami 2. data kependudukan di kota semua hilang karena kantor pemerintah daerah juga hilang ditelan tsunami 3. jumlah pegawai yang melayani sangat kurang ( meski sudah didatangkan bantuan tenaga dari pemerintah daerah lain ) 4. uang santunan untuk kerusakan rumah berbeda-beda ( banyak petugas yang harus datang ke rumah2 untuk check tingkat kerusakan yang ada, ini sangat memakan waktu ) 5. bila semua syarat administrasi sudah lengkap, maka dibutuhkan waktu 1 bulan untuk bisa menerima bantuan. Yang saya sebut di atas adalah yang terjadi dan diberitakan dalam acara TV tersebut, tentu saja penilaian baik dan buruknya diserahkan kepada kita semua, dan semoga pemerintah atau petugas yang berkaitan bisa mengambil tindakan terhadap situasi yang ada. Akan tetapi ada sisi baik yang kita dapat yaitu ada kejelasan "posisi" uang bantuan itu sekarang ada dimana dan dalam jumlah berapa.  Semua bantuan itu disimpan di kantor Palang Merah Jepang, mereka terbuka berapa yang diterima dan berapa yang sudah dikeluarkan. Dengan diketahuinya aliran bantuan melalui Palang Merah ini agak lamban, maka dalam situasi yang mendesak beberapa orang membuat group ( semacam relawan, atau network group antar masyarakat ), bukan lembaga seperti LSM ( di jepang lembaga semacam LSM disebut NPO singkatan  dari Non Profit Organization). Perkumpulan orang2 ini  membuat rekening untuk menerima bantuan. Kegiatan mereka sangat nyata mulai dari pemebersihan barang2, penyediaan air bersih, penyediaan makanan, pembagian atau pendistribusian bantuan. Mereka perlu membuat group karena pemerintah jepang hanya menginjinkan relawan dalam bentuk group.  Dengan adanya group2 ini maka bantuan bisa langsung dan cepat sampai ke yang membutuhkan. Beberapa group membuat informasi di internet untuk menjaring sebanyak mungkin relawan dan bantuan dalam bentuk barang atau uang ( ini sebagai bentuk alternatif bantuan lewat Palang Merah Jepang ), salah satu website adalah http://yappesitouhoku.info/ ( dalam bahasa jepang, tetapi dari GALLERY foto yang ada bisa dilihat kegiatan yang ada , semoga  bisa memberikan informasi tambahan ). Semoga semua bantuan bisa segera sampai ke yang membutuhkan. Semoga kelambatan bisa dicari jalan keluarnya supaya lebih cepat, dan yang penting adanya keterbukaan sehingga tidak terjadi semacam "korupsi" di dalam bantuan yang diberikan. Saya juga kurang tahu apakah di Indonesia juga bantuan dari negara2 lain itu di pusatkan di Palang Merah Indonesia ? Selama ini apakah ada lembaga media massa yang mau meliput atau menyebarkan informasi tentang penggunaan bantuan itu ?  Berapa jumlah yang diterima dan sudah dibagikan seberapa dan kemana ? Kalau tidak ada informasi resmi ke masyarakat, maka perlu dipertanyakan dan perlu di waspadai terjadinya korupsi di lembaga2 yang menerima bantuan itu. Pada saat bencana bukannya membantu korban tapi malah "senang" karena dapat bantuan dan tidak ada yang mengawasinya. Salam dan tetap saling mendoakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun