Mohon tunggu...
Sapti Nurul hidayati
Sapti Nurul hidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

Mantan ibu bekerja, yang sekarang jadi IRT biasa. Suka hal-hal yang berbau sejarah. Sedang belajar menulis lewat aktifitas ngeblog. Membagikan cerita dan tulisan di blog pribadi https://www.cerryku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pesan Moral yang Ingin Disampaikan di Balik Kekonyolan Film Terlalu Tampan

5 Februari 2019   23:51 Diperbarui: 6 Februari 2019   04:11 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nobar bareng kompasiana Jogja

Kamis,  31 Januari 2019 lalu saya bersama kawan-kawan dari Kompasiana Jogja memperoleh kesempatan untuk menonton premier film berjudul Terlalu Tampan. Film bergenre drama komedi keluarga yang diadaptasi dari sebuah webtoon dengan judul yang sama ini ditulis oleh Nurita Anandia W dan Sabrina Rochelle Kalangie yang merupakan produser dan sutradara dari film tersebut.

Film yang diperankan oleh Ari Irham (Mas Kulin), Marcelino Lefrandt (Pak Archewe), Iis Dahlia (Bu Suk), Tarra Budiman (Mas Okis), Amanda (Nikita Willy), Calvin Jeremy (Kibo)  dan Rachel Amanda (Rere) ini bercerita tentang sebuah keluarga yang memiliki persoalan dimana anak terkecil dalam keluarga tersebut yakni Mas Kulin menjadi menutup diri dari pergaulan dunia luar karena merasa terganggu dengan sikap orang-orang yang terlalu mengagumi ketampanannya sehingga bertindak berlebihan dan mengganggu kehidupan pribadinya.

Perbandingan ketampanan Mas Kulin versi komik dan film
Perbandingan ketampanan Mas Kulin versi komik dan film
Berbagai adegan konyol diperlihatkan ketika orang-orang terutama kaum hawa melihat ketampanan sang tokoh utama. Singkat cerita karena satu dan lain hal sang tokoh utama yang biasanya memilih homeschooling karena skenario dari kakaknya (mas okis)  dan kedua orang tuanya  (pak archewe dan bu suk) akhirnya masuk ke sekolah reguler khusus untuk cowok bernama horidson.  

Dari sinilah berbagai masalah dan kekonyolan muncul akibat ketampanan mas kulin terekspos, yang mengharuskan mas kulin mau mencoba belajar beradaptasi dan mau menghadapi masalahnya sendiri.  

Film berdurasi 110 menit ini seolah ingin menyampaikan pesan setiap orang hidup pasti ada masalahnya.  Tidak peduli dia tampan atau tidak.  Dan bila kita tidak siap mental,  kelebihan yang kita miliki (kalau dalam hal ini ketampanan mas kulin) akan menjadi sesuatu yang membebani. Tinggal bagaimana kita mensikapi dan mensyukuri.

Dan seperti umumnya film remaja, kisah persahabatan dan konflik percintaan menjadi bumbu di film ini.  Yang menarik adalah penggambaran situasi luar biasa yang disebabkan dari respon orang-orang yang melihat ketampanan mas Kulin yang misalnya ditunjukkan dengan efek "ledakan" atau perempuan-perempuan yang mendadak menjadi mimisan.  

Saya dan teman-teman kompasiana Jogja (doc. Dewi Krisna)
Saya dan teman-teman kompasiana Jogja (doc. Dewi Krisna)
Film ini juga memberi pelajaran bahwa keluargalah tempat kita kembali.  Karena keluargalah yang mau menerima kita apa adanya, dan menjadi penopang tatkala kita sedang gulana.  

Satu hal yang pasti, menjadi tampan bukan berarti kita bisa meraih apa saja yang kita ingini,  termasuk dalam urusan cinta.  Karena dalam cinta, ketampanan dan kecantikan bukan yang utama, namun kenyamanan dan kecocokanlah yang dicari.  

Secara keseluruhan film Terlalu Tampan garapan Visinema Pictures ini cukup menghibur dan dapat dijadikan alternatif tontonan keluarga sesuai umur (13+). Nah,  bagi yang penasaran bagaimana kisah lengkapnya, yuk buruan nonton. 

Dan bersiaplah terbahak menyaksikan berbagai adegan konyol yang disajikan. Untuk saya pribadi ketika menyaksikan film ini, perasaan pertama yang muncul adalah saya iri,  karena kalah cantik dengan Mas Kulin..

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun