Saya bukan pecinta film garis keras. Artinya bukan tipe yang selalu update tontonan film di bioskop, dan mewajibkan diri secara berkala untuk menontonnya.
Bukan tanpa alasan kenapa saya tidak terlalu suka ke bioskop. Â Pertama karena suasana gelapnya, Â kedua karena suara kerasnya, ketiga karena saya pernah merasakan gempa Jogja tahun 2006. Sehingga berada di ruang tertutup, dan gulita, Â dengan suara yang membahana memunculkan perasaan ngeri pada diri saya.
Jadi kalau hari Kamis, Â 3 Januari 2019 kemarin saya memberanikan diri menonton film di bioskop pasti ada alasan kuat yang menyebabkannya. Ya, Â di tanggal tersebut premier (tayangan perdana) film Keluarga Cemara digelar. Dan untuk kota Jogja sekaligus diadakan meet and greet yang mengambil tempat di Ambarukmo Plaza. Â Jadi, kenanganlah yang mendorong saya untuk memutuskan menonton film ini.Â
Cerita ini memang melegenda, selain pernah baca cerita bersambungnya lewat majalah lawas kepunyaan kakak, Â saya pun pernah menonton sinetronnya yang pernah tayang di layar kaca. Â Sehingga lirik lagu sountracknya pun akrab di telinga saya :
"harta yang paling berharga, adalah keluarga... Istana yang paling indah adalah keluarga, Â puisi yang paling bermakna adalah keluarga, Â mutiara tiada tara adalah keluarga.... "
Menonton film ini seperti bernostalgia terhadap kenangan masa kecil dan juga menuntaskan rasa penasaran saya terhadap penampakan cemilan bernama opak, hihi.. (jujur saya dulu penasaran banget dengan camilan ini, Â sampai tanya ke ibu penampakannya seperti apa, Â tapi sayangnya beliau tidak tahu).Â
Banyak nilai positif yang bisa diambil, Â tentang pentingnya kehangatan dan kasih sayang di dalam keluarga yang sanggup memberi kita "daya tahan dan daya juang" untuk menghadapi segala rintangan. Dan yang pasti film ini kembali mengingatkan dan menegaskan kepada kita bahwa keluarga adalah harta yang paling berharga yang tidak bisa terganti oleh apapun juga. Â
Diperankan dengan sangat apik oleh Ringgo Agus Rahman (sebagai Abah) , Nirina Zubir (sebagai Emak) Â serta dua artis pendatang baru Zara JKT48 (sebagai Euis) dan Widuri Putri (sebagai Ara), tayangan film produksi Visinema Pictures bekerja sama dengan Ideosource Film Fund ini, bisa menjadi alternatif tontonan edukatif di awal tahun 2019. Sebagai ajang merefresh kembali akan makna hadirnya keluarga dalam kehidupan kita.
Bagi saya pribadi, Â tontonan film ini cukup sepadan dengan effort saya mengalahkan keengganan berada di tempat gelap selama kurang lebih 2 jam. Â Dan dua jempol saya untuk akting para pemerannya. Yang paling favorit bagi saya adalah pemeran Ara yang polos dan ceria, jadi pengen nyubit pipinya.
Pesan saya, Â bagi yang tertarik untuk menontonnya, Â jangan lupa bawa tissue yang banyak kalau tidak ingin lengan baju atau ujung jilbab anda yang menjadi korbannya...
Salam...