Mohon tunggu...
Sapti Nurul hidayati
Sapti Nurul hidayati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ibu rumah tangga

Mantan ibu bekerja, yang sekarang jadi IRT biasa. Suka hal-hal yang berbau sejarah. Sedang belajar menulis lewat aktifitas ngeblog. Membagikan cerita dan tulisan di blog pribadi https://www.cerryku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Hear Art", Acara yang Mengajak Masyarakat Mendengar dan Memahami Seni melalui Hati

30 Maret 2018   07:52 Diperbarui: 30 Maret 2018   21:27 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
workshop membuat sesuatu dari kaca dipandu mas Ivan Bestari (doc.pri)

Aneka kegiatan yang dilaksanakan dalam event Heart ini diantaranya adalah kegiatan artist talk, workshop, hotel design and art tour, dan expert discussion.

Artist Talk

Dalam sessi artist talk, para peserta dapat mengenal lebih dekat para perupa sekaligus mendengarkan aneka kisah perjalanan kreatif dari mereka dalam menghasilkan karyanya.

Bagaimana mereka menemukan ide, pesan dan gagasan yang ingin disampaikan, aneka hambatan dan kesulitan yang mereka jumpai, semua dikupas dan menjadi kisah yang sungguh menginspirasi. Dan semua coba saya rangkum di sini..

Adalah Apri Susanto, perupa yang menghasilkan karya yang dipajang di area swimming pool. Karya dengan material keramik berupa roda warna-warni yang tersusun dalam bilahan kawat logam. Karya berjudul The Flow of Life ini menggambarkan dinamika hidup manusia yang berbeda-beda, berwarna-warni dan selalu berputar, itulah roda kehidupan.

Mas Apri sedang menjelaskan tentang karyany (doc : Riana Dewi)
Mas Apri sedang menjelaskan tentang karyany (doc : Riana Dewi)
Bagaimana kesungguhan dan kerja keras Apri dalam membuat ratusan roda keramik dan membuatnya terpajang rapi dan menyatu dengan suasana kolam tentu tidak perlu diragukan lagi. Karya instalasi tersebut telah menyulap suasana kolam yang tadinya hampa menjadi berwarna. Ya, begitulah seni, yang kehadirannya selalu meninggalkan rasa bagi yang melihatnya.

Selanjutnya Derry Pratama.  Karyanya berupa susunan bantal metal setinggi 7 meter tersebut diberi judul 778540 LK. Terbuat dari logam yang dibentuk seperti bantal sofa. Efek warna yang ada pada bantal metal itu bukan hasil dari pewarnaan biasa. Namun berasal dari teknik pembakaran yang dilakukan dengan mengolesi bantal metal dengan minyak goreng dan membakarnya pada bagian sisi belakangnya. Sehingga hasilnya adalah warna yang unik dan natural. Instalasi bantal metal ini berada di bagian hotel paling depan, tepatnya di bagian smoking area dari restoran Gaia Cosmo. 

instalasi bantal metal (doc : Riana Dewi)
instalasi bantal metal (doc : Riana Dewi)
Saya kebetulan berkesempatan lama untuk mengamatinya ketika sedang santap siang di Semeja Resto. Menikmati sajian lezat nasi goreng nanas sambil menikmati view yang unik memang menjadi pengalaman menarik. 

makan siang di Semeja Resto (doc : Riana Dewi)
makan siang di Semeja Resto (doc : Riana Dewi)
Ide pembuatan bantal metal ini merupakan respon dari sang perupa atas menjamurnya bangunan-bangunan besar di kota Jogja yang kurang tertata sehingga berdampak kurang baik bagi masyarakat sekitarnya. Misalnya pengaruh dari segi kualitas air tanahnya. 

Unknown Organik Object No.3 adalah karya milik Ludira Yudha yang juga cukup menarik untuk dicermati. Karya yang dibuat dengan menggunakan media kawat yang dibuat bergelung membentuk bulatan-bulatan seperti umbi pada akar. 

Konon dalam perjalanan kreatifnya, sang perupa memang terinspirasi dari umbi akar dari rerumputan yang biasa dicabutnya. Menghabiskan kawat seberat 200 kg yang jika dibentangkan panjangnya sejauh Jogja dan Solo, kerja keras berbulan-bulan dari sang perupa sangat pantas kita apresiasi. Karya ini bisa kita nikmati di area lobi, di dinding atas dari pintu keluar menuju kolam renang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun