Bagi Anda yang pernah menonton film The Imitation Game, pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Alan Turing. Dia adalah aktor utama dibalik film ini, dan secara keseluruhan film ini adalah tentang menggambarkan siapa sosok Alan Turing.
Jujur, saya baru mengetahui sosok Alan Turing pada saat Grandmaster Catur Dunia, GM. Garry Kasparov memperkenalkan aplikasi simulasi catur bernama 'Turing 100' pada 2012 lalu, dan saat film The Imitation Game tayang di Bioskop tahun 2014, sangat disayangkan, saya baru menontonnya pada saat pandemi ini, dan film ini sangat memancing semangat saya untuk menulis siapa sosok Alan Turing sebenarnya.
Alan Mathison Turing lahir pada 23 Juni 1912 di London. Ayahnya adalah seorang anak pendeta, dan Ibunya merupakan putri dari kepala insinyur. Semasa kanak-kanaknya Turing sering ditinggal oleh kedua orang tuanya untuk pergi dinas ke India. Dia dan kakak laki-lakinya (John), dititipkan pada pasangan pensiunan tentara. Dan semasa kanak-kanaknya Turing sudah menunjukkan tanda-tanda ke-jeniusannya dibanding anak-anak seusianya, terutama di bidang Matematika dan pemecahan masalah.
Korban Bullying
Masa kecil Turing mungkin bisa dibilang tidak berjalan dengan baik. Dikarenakan sering ditinggal oleh kedua orang tuanya, dia sering merasa kesepian. Belum lagi didikan disiplin bak militer yang diterapkan oleh ayahnya sampai-sampai dalam hal makan pun Turing memiliki kebiasaan mengkelompokkan makanan pada piring makanannya; potongan wortel di sisi kiri, kacang-kacangan di sisi kanan, dsb.
Hal inilah yang diduga membuat diri Turing pada saat dewasa memiliki sifat perfeksionis dan arogan di pandangan lingkungan sekitarnya.
Kebiasaan Turing lainnya yang kadang dianggap menjengkelkan oleh orang di sekitarnya adalah seperti pada saat seseorang bertanya atau menjelaskan sesuatu kepadanya, maka orang tersebut harus menjelaskannya secara spesifik, seperti: "Turing, kamu ingin makan siang atau tidak?" Lalu dia menjawab, "makan siang? Pada jam berapakah aktivitas makan itu disebut sebagai makan siang?" dan sikap ini juga yang dibawanya hingga dewasa saat bersosialisasi kelak.
Sikap pendiam, cenderung kaku dalam bersosialisasi, dan berbeda dari anak-anak pada umumnya juga yang membuat Turing tidak jarang menjadi korban bullying/kekerasan di sekolahnya.
Kecenderungan ke arah Gay?
Hanya ada satu orang anak yang selalu menemani dan menolong Turing pada saat mengalami kekerasan di sekolahnya, dia adalah Christopher Morcom.
Cristopher disebut-sebut sebagai satu-satunya teman yang Turing miliki di sekolah, dan kebiasaan yang selalu bersama-sama ini menumbuhkan hubungan yang intim di antara keduanya, terutama bagi Turing. Hubungan ini jugalah yang menumbuhkan benih-benih cintanya kepada Christopher.
Mereka berdua sering memecahkan teka-teki bersama, membicarakan tentang alam semesta di bawah pohon di sekolahnya, dan terkadang Turing membuat surat yang berisikan kode-kode dalam bentuk atau angka yang di mana makna dari kode tersebut biasanya tentang perasaannya kepada Christopher.
Kematian Christopher Morcom
Pada 13 Februari 1930, Christopher meninggal dunia dikarenakan penyakit Tuberkulosis Sapi. Dia terinfeksi saat meminum susu sapi beberapa tahun sebelumnya¹. Kejadian ini benar-benar membuat Turing merasa terpukul.
Christopher adalah orang yang paling menginspirasi Turing dalam menentukan arah masa depannya. Sepeninggal Christopher pun, Turing menjaga hubungan baik dengan Ibunya Christopher, dan beberapa kali mengirim surat kepadanya.
Mesin Enigma dan masa perang
Jerman adalah negeri lahirnya para ilmuwan maupun filsuf berpengaruh di dunia. Saking banyaknya para cendekiawan yang lahir di sana sampai-sampai negeri ini dijuluki sebagai Das Lan der Erfinder (negeri tempatnya para penemu).
Mereka menemukan apapun seperti seperti Johannes Gutenberg yang menemukan mesin cetak, Konred Zuse (penemu komputer digital otomatis), Ferdinand von Zeppelin (penemu balon udara), Rudolf Diesel (penemu mesin diesel), Wilhelm Emil Fein (penemu mesin pengebor elektronik) dan masih banyak lagi. Jerman juga merupakan kampung halaman ilmuwan paling terkenal di dunia yaitu, Albert Einstein.
Selain nama-nama di atas, ada satu nama Ilmuwan dari Jerman yang bernama Arthur Scherbius, sang pencipta mesin Enigma. Mesin temuannya inilah yang akan menjadi musuh terbesar bagi Alan Turing untuk memecahkan setiap sandi yang di-operasikan oleh mesinnya.
Mesin Enigma adalah mesin untuk meng-enkripsi² pesan-pesan yang digunakan untuk keperluan perang oleh Nazi-Jerman dalam melakukan ekpansi ke seluruh penjuru Eropa. Segala perintah atasan militer Nazi-Jerman pada serangan darat, laut, dan udara yang bersifat tertulis disampaikan melalui mesin ini, lalu mesin ini akan meng-enkripsi pesan tersebut menjadi bentuk simbol atau pesan acak agar tidak dapat dibaca oleh mata-mata musuh.
Jadi yang menjadi tugas utama Alan Turing dan timnya adalah secepat mungkin bagi mereka untuk dapat menerjemahkan pesan kode dari Enigma, semakin cepat mereka berhasil  menerjemahkan pesan sandi tersebut, semakin cepat juga perang akan berakhir. Karena jika Inggris mengetahui seerangan-serangan Nazi-Jerman selanjutnya, maka serangan itu dapat dipatahkan, dan berhasil memukul mundur pasukan Nazi-Jerman, dan perang dapat segera diakhiri dengan kemenangan di pihak sekutu (Inggris, dkk).
Untuk menggambarkan kehebatan mesin Enigma akan saya tuliskan sebagai berikut:
"Ada 159 juta milyar trilyun kemungkinan pada pengaturan mesin Enigma. Jika ada 10 orang memeriksa 1 pengaturannya dalam satu menit, selama 24 jam, dan tujuh hari non-stop setiap minggu, maka untuk memeriksanya dibutuhkan waktu bukan hanya harian, tapi tahunan, yaitu selama 20 juta tahun!"
Lalu bagaimana mungkin manusia punya waktu sebanyak itu untuk memecahkan kode pada Enigma satu per-satu?
Kemustahilan dalam memecahkan kode pada mesin ini pun pernah diucapkan oleh komandan Denniston: Enigma bukan hanya sulit, tapi mustahil. Bahkan orang-orang Amerika, Rusia, Perancis, Jerman dan semua orang berpikir bahwa Enigma tidak akan pernah terpecahkan!
Lalu Alan Turing membalas, "Bagus, kalau begitu biarkan saya mencobanya, dan kita akan tahu yang Anda katakan terbukti atau tidak."
Ya, Alan Turing benar. Se-mustahil apapun yang dikatakan oleh orang-orang cerdas di luar sana, bahkan jika yang berkata demikian adalah Alien sekalipun, jika kita tidak pernah mencobanya, maka kita tidak akan pernah tahu kebenarannya.
Dan mesin mutakhir itu pun tercipta dari tangan seorang Alan Turing.
Pada tahun 1939, tepat pada saat Nazi-Jerman memulai serangannya ke Britania Raya, Alan Turing bersama tim ditugaskan oleh petinggi militer kerajaan Britania (Denniston), khusus untuk memecahkan sandi dari mesin Enigma.
Awalnya dia hanya sebagai anggota tim, namun dia berhasil meyakinkan Winston Churchill (Perdana Menteri Britania Raya pada saat itu) dengan mengirimkan surat kepadanya dengan harapan agar dia dapat menjadi ketua di timnya, dan Churchill pun menyetujuinya.
Ini dikarenakan sifat Turing yang selalu yakin pada dirinya sendiri bahwa dia dapat menyelesaikan segala sesuatunya seorang diri, dan terkadang orang lain hanya menghambat pekerjaannya saja.
Lalu pada tahun 1940, setelah melewati berbagai perjuangan, konflik, dituduh sebagai agen mata-mata Soviet, diperlakukan kurang baik pada saat ia bekerja, dan selama satu tahun itu juga Alan Turing berhasil menciptakan mesin yang disebut 'Bombe'³. Sebuah mesin besar yang mampu menguraikan segala pesan enkripsi yang masuk melalui mesin Enigma yang tadinya hanya sebuah pesan acak yang mustahil untuk dimengerti menjadi sebuah pesan berisikan kalimat yang dapat dimengerti oleh semua orang.
Pada akhirnya, Turing dan mesinnya berhasil mempersingkat waktu perang. Pesan-pesan Enigma yang telah teruraikan ini bukan hanya digunakan oleh Britania Raya yang menyerang Nazi-Jerman dari sisi barat tapi dibagikan kepada Uni Soviet (melalui mata-matanya yang ada di Inggris) yang menyerang Nazi-Jerman dari sisi timur.
Tanpa Turing dan mesinnya, sangat mungkin bagi Nazi-Jerman memenangkan peperangan dengan persenjataannya yang lebih unggul dari Britania Raya, dengan demikian juga dunia akan diliputi oleh tirani-nya Hitler, serta jalannya sejarah akan berubah. Tapi seorang Alan Turing tidak akan pernah membiarkan itu semua terjadi.
Kini perang telah berakhir. Kedamaian telah tercapai, dan itu semua terjadi karena ada campur tangan dari sosok yang bernama Alan Turing. Dia seorang pahlawan.
Bombe atau mesin Turing juga yang menjadi cikal bakal bagi mesin yang kita kenal saat ini sebagai Komputer.
Akhir kisah tragis seorang pahlawan yang Homoseksual
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Alan Turing adalah seorang penyuka sesama jenis, dan mungkin hal ini ada kaitannya dengan pengalaman pada masa kecilnya, terutama pada saat bersama Christopher Morcom. Namun yang pasti semasa Turing hidup, negaranya bukanlah tempat yang bersahabat bagi mereka penyuka sesama jenis.
Pada saat itu Britania Raya termasuk negara yang keras dalam menghukum kaum LGBT, mereka akan dijatuhi hukuman penjara apabila tertuduh sebagai penyuka sesama jenis. Hal ini sudah berlaku semenjak tahun 1533 M, yang mana undang-undang ini disahkan oleh Parlemen Inggris yang dipelopori oleh Henry VIII.
Meskipun pada tahun 1861 hukuman mati bagi kaum LGBT di Britania Raya dihapuskan, namun sayangnya undang-undang tersebut tidak pernah di-revisi. Jadi kaum LGBT akan dikenakan hukuman penjara, termasuk Alan Turing yang diberikan pertimbangan ingin dipenjara atau disuntik hormon (kebiri).
Alan Turing memilih untuk disuntik hormon demi menghilangkan perilaku seksualnya yang 'dianggap' menyimpang itu.
Pada 7 Juni 1954, Alan Turing seorang yang jenius sekaligus pahlawan perang yang telah menyelamatkan jutaan nyawa itu memilih untuk mengakhiri hidupnya secara tragis dengan memakan Apel yang telah dicampur Sianida, karena tidak tahan merasakan penderitaan sebagai orang yang dikebiri, harus minum obat setiap hari, Â dan menjalani kehidupan yang bukan dirinya sendiri hanya karena negaranya memandang orang sepertinya adalah orang yang sakit, dan harus disingkirkan.
Saya menulis ini dengan rasa sedih sekaligus marah, namun mau bagaimana lagi? Pada masa lalu pengetahuan masyarakat kita akan moral dan manusia belum seperti saat ini yang lebih maju dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan tanpa memandang siapapun dia.
Mereka kaum LGBT bukanlah penyakit, sindrom semacam ini juga ada pada makhluk hidup lainnya. Jika seandainya dari lahir mereka dapat memilih, mereka juga mungkin ingin sama seperti mereka yang normal agar dapat diterima oleh masyarakat. Namun bukan itu masalahnya, masalah yang sebenarnya adalah terletak pada diri kita. Apakah kita termasuk kaum yang dapat menerima perbedaan atau justru lebih gemar mengeluarkan sifat kebinatangan kita dengan menginjak mereka yang berbeda, menghakimi, memukul, dan mencaci?Mereka sama seperti kita, sama-sama manusia yang butuh dihargai dan diperlakukan dengan kasih sayang.
Bukankah jika kita yang selalu berteriak tentang kemanusiaan berarti kita juga wajib melindungi hak-hak kaum LGBT yang di mana mereka juga manusia? Jika kita berteriak tentang nilai-nilai kemanusiaan namun mengecualikan mereka yang LGBT, maka bagi saya, kemanusiaan kita adalah palsu.
Semoga kita dapat belajar dari tragedi yang dialami oleh Alan Turing. Dia pahlawan sekaligus korban stigma negatif pada masanya. Saya hanya membayangkan, andai saja hukum negaranya adil pada saat itu, pada dirinya ataupun mereka yang LGBT, mungkin dia akan hidup lebih lama dan melakukan banyak manfaat dan juga terobosan di bidang teknologi yang pada akhirnya memberikan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia di dunia.
Selamat jalan Alan Mathison Turing.
(23 Juni 1912 - 7 Juni 1954)
Bapak Ilmu Komputer, Matematikawan, Logikawan, Pemecah Kode Enigma (Pahlawan Perang), dan korban dari stigma negatif masyarakat.
- Sapta Juliant
Catatan kaki:
¹ bakteri aerobik yang menyebabkan tuberkulosis pada sapi. Bakteri ini berkerabat dengan Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang menyebabkan tuberkulosis pada manusia.
 ² proses mengamankan suatu informasi dengan membuat informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus. Saat ini, enkripsi telah digunakan pada sistem secara luas,seperti Internet, Jual-beli Online, dan ATM bank.
³ dalam film 'The Imitation Game', mesin Bombe diberi nama Christopher (teman sekolah yang dicintai oleh Turing). Agar lebih mendapatkan kesan dramatis pada film.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H