Mohon tunggu...
Tom Saptaatmaja
Tom Saptaatmaja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Tom lahir 1-1-1964 di Tanjung karang,Lampung.Kini tinggal di Surabaya. Pembicara (Orang Yang Bisa Berbicara) dan Penulis. Sudah menulis 1191 artikel di koran2 (terbaru Koran Sindo 24-1-2015), antara lain 10 artikel Imlek Tahun Naga Air 2563 di beragam koran, belum termasuk tulisan di blog pribadi atau Kompasiana ini.Motif menulis bukan demi uang atau popularitas,tapi belajar ikhlas, bersyukur dan berbagi,seperti bunga yang mekar.Dibaca satu orangpun,sudah senang, apalagi lebih.\r\nPernah Jadi Host Talkshow di MHTV dan 104,7 Radio Trijaya Surabaya (Kini SINDO TRIJAYA Surabaya) dari 2005 hingga pertengahan Januari 2013,mewancarai semut, kucing, angin, sampah, air dan banyak tokoh by phone : Jokowi, Ahok, Sidney Jones, Amir Syamsudin,Mahfud MD,Bernard Limbong, La Nyalla,Rahmad Darmawan, Wimar Witoelar, Tifatul Sembiring, Salahudin Wahid,Rizal Ramli,Habib Rizieq Shihab FPI, Munarman, Boy Rafly Amar, Aviliani,Ahmad Syafi'i Ma'arif,Komaruddin Hidayat, Ulil Abshar, Adnan Buyung,OC Kaligis,Hotman Paris,Arswendo,Anhar Gonggong, Julian Aldrin Pasha,Lily Wahid, Dedi Miing Gumelar, Nova Riyanti Yusuf, Roy Suryo, Budiman Sudjatmiko,Sujiwo Tejo,Slamet Rahardjo,Ruhut Sitompul,Adhyaksa Dault, Permadi, Teten Masduki,Johan Budi, Nurul Arifin, Dita Indah Sari,Tjipta Lesmana, Joger,Alan-Susi Susanti,Nugie,Fariz RM, Saifullah Yusuf,Ahmad Erani Yustika,Kofifah, Tri Rismaharini,dsb

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kisruh Bola, Menunggangi dan Ditunggangi

9 Februari 2012   08:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:52 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kisruh PSSI vs KPSI sungguh memuakkan.Sudah negri ini banyak masalah,elit-elit bola terus ribut melulu. Seharusnya bola itu membawa sukacita dan hiburan bagi rakyat.Seharusnya bola itu tidak membuat rakyat tambah puyeng, tertekan dan bersedih.Coba apa yang sudah diberikan para elit bola untuk membuat rakyat bahagia atau palaing tidak beban mereka diringankan?.

Jadi kita kudu hati-hati, jangan sampai sepak bola kita ditunggangi kepentingan politik, bisnis atau para mafia penjudi dan orang-orang jahat.Rusuh bola di Mesir yg menewaskan 74 orang, karena sepakbola Mesir ditunggangi militer.

Daripada ditunggangi, lebih baik menunggangi kuda. Kalau berani tunggangi juga macan (bukan Trio Macan lho) atau singa, kalajengking dsb. Tapi tidak mungkin menunggangi kalajengking.Kalajengking yang bisa menunggangi dan menyengat manusia.Mudah-mudahan orang atau elit bolayang “niatnya” memang jahat sejak awal, yang sejak awal memang ingin buat onar, kelak disengat oleh kalajengking.

Jadi mari belajar dari rusuh bola Mesir agar sepak bola kita bisa menjadi wahana yang netral dan tidak berpihak kemanapun,selain ingin membuat rakyat senang dan terhibur.Jangan ada yang mau ditunggangi danmenunggangi. Kalau ada yang seperti ini ,mari kita lari tunggang langgang saja dari lapangan bola atau mogok tidak menonton bola kita.

Kemudian, bila ada yg mengklaim mau menyelamatkan sepakbola kita,cermati dulu, apaagenda tersembunyinya? Jangan-jangan mereka hanya ingin bikin ribut dan bahagia di atas penderitaan orang-orang baik yang ingin membangun sepak bola kita? Apa mereka sungguh ingin menyelamatkan sepak bola kita atau mereka ingin mencari sesuatu dari sepak bola kita? Buat suporter bola Indonesia, jangan mau asal dukung kelompok ini-kelompok itu yg punya kepentingan tidak tulus untuk membangun sepakbola kita.Yang tulus, akan tampak pada akhirnya.

Karena itu untuk segenap pecandu bola, mari kita sisihkan beberapa waktu kita untuk berdoa sesuai dengan keyakinan kita masing-masing, agar kisruh elit bola di Tanah Air segera berakhir. Kalau ”agama” kita bola, maka mari kita bangun kembali sepak bola kita yang sepi prestasi ini segera mengalami perkembangan dan kemajuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun