"Lelaki berpayung hitam di seberang jalan itu juga datang di tiga pemakaman keluarga Ny. Hudson. Awalnya aku tidak curiga dan menganggapnya sebagai kebetulan. Namun apakah ada, kebetulan yang datang secara empat kali berurutan?" John mengernyitkan dahi, memaksa Watson sepakat dengan argumennya.
Lelaki berpayung hitam dengan pakaian serba hitam itu selalu ada di pemakaman keluarga Ny. Hudson. Namun ada yang ganjil lantaran lelaki itu hanya berdiri diam di seberang jalan pemakaman Baker Street. Wajahnya nampak asing bagi mereka berdua. Lelaki itu tidak ada dalam data kerabat atau orang terdekat korban.
"Kita perlu menginterogasinya!" Watson pergi menghampiri lekaki itu.
***
Sepekan setelah tahun baru, kasus itu selesai.
Senja pulang dengan malu-malu, Watson dan Istrinya menghangatkan sudut teras rumah. Mereka berusaha menebus rindu yang dicekal oleh kasus berdarah itu.
"Kau pasti tidak akan percaya, siapa tersangka dalam kasus pembunuhan berantai itu." Ucap Watson sambil meletakkan cangkir kopinya di meja. Namun istrinya hanya diam, sambil mengupas mangga.
"Ayolah... Tidakkah kau penasaran dengan kasus yang membuatku tidak membersamaimu di natal dan tahun baru ini?"
"Ehm... " agak lama perempuan itu mengeryitkan dahi.
"Menyerah?"
"Tidak."