Mohon tunggu...
Sapta Arif
Sapta Arif Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menyukai pepuisi, cerita-cerita, kopi, dan diskusi hingga pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Jangan Pernah Meninggalkan Seorang Perempuan Dalam Kesepian

5 Maret 2018   09:32 Diperbarui: 5 Maret 2018   09:57 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuh orang masih terus diinterogasi secara bergantian. Mereka adalah orang-orang terdekat korban. Yang pertama Brian, kekasih Emily yang diduga sedang bertengkar sebelum kejadian itu terjadi. Kedua Anne dan Eliza, mereka adalah sahabat terdekat Rose. Eliza menjadi orang yang paling dicurigai, lantaran dia kerapkali berselisih paham dengan Emily yang dalam kasus sebelumnya merebut Brian, mantan kekasih Eliza. Yang ketiga Jerry, kerabat jauh Ny. Hudson yang akhir-akhir ini seringkali datang ke rumah. Jerry dicurigai lantaran memiliki masalah dengan Tuan Modric. Mereka kakak beradik yang tidak pernah akur. Bahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa Jerry masih sakit hati terkait pembagian warisan di keluarganya. Yang terakhir Ny. Hudson, dan dua putrinya yang masih hidup---Heather dan Betty.

Betty remaja yang pendiam di keluarga. Nampak sekali, gadis itulah yang paling terpukul atas kematian dua kakaknya. Kekecewaan Betty tak bisa disembunyikan, setiap sore gadis itu secara rutin mengunjungi pemakaman Baker Street.

***

Hari-hari setelah perayaan natal.

Rumah Ny. Hudson masih dijaga ketat. Ny. Hudson dan kedua putrinya selalu mendapatkan pengawalan ke manapun mereka pergi. Namun dongeng kesedihan ini belum juga berakhir. Sore itu, Charter House School dihebohkan dengan penemuan mayat Heather, putri Ny. Hudson. Heather ditemukan tewas di kamar mandi sekolah. Tubuhnya berlumuran darah yang berasal dari luka tusuk benda tajam yang begitu tipis di pinggangnya. Dua pengawalnya meradang, mereka tidak menyangka Heather akan mati di kamar mandi sekolah yang mereka jaga sebelumnya. Olah TKP menjadi badai pertanyaan di sana. Lantaran, hari itu, tidak ada yang berinteraksi langsung dengan Heather. Timbul dugaan Heather bunuh diri dengan cara yang menyakitkan---membiarkan tubuhnya kehabisan darah.

Jumat sore yang basah dan ritual pemakaman keempat dalam waktu kurang dari dua bulan---tepat satu minggu setelah Rose dimakamkan.

Prosesi pemakaman berlangsung khidmat. Tiga kelompok detektif dan puluhan aparat kepolisian menjaga lokasi pemakaman. Jumat itu, ladang pertanyaan yang selama ini tumbuh subur, mulai membuahkan hasil.

"Mungkin Kau takkan percaya padaku Watson." John berbisik di tengah prosesi pemakaman.

Dua lelaki itu menyingkir dari area makam Heather. Mereka nampak serius berdiskusi.

"Yang benar saja, John?"

"Aku juga tidak percaya dan tidak akan curiga jika tidak melihat data olah TKP. Lihatlah ini." John menyerahkan dokumen berita acara pemakaman yang di salin dari petugas kepolisian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun