/1/
Setumpuk berkas lusuh berserak di meja redaktur.
Dua kantung mata menyereringai memaki si tambun, sebelum tengah malam
:mereka minta dituntaskan.
Secangkir kopi, komputer yang menyala, berita radio dan televisi.
Mereka bersepakat: gadis kecil yang dipasung di rumah itu, bukanlah tersangka utama.
/2/
Kematian (memang) harus dirayakan, sama halnya dengan kelahiran.
Ia meyukai pesta dan perayaan, namun tidak menyukai keramaian.
Keramaian tak ubahnya sebuah pisau bermata dua.
Ia tajam di mata pertama, lalu tumpul di mata lainnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!