Penetapan Borobudur dan Bromo-Tengger--Semeru sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional oleh Pemerintah Pusat membawa dampak positif bagi daerah di wilayah tersebut, tak terkecuali Pacitan. Pacitan dengan potensi pariwisata alam yang tercakup dalam Kawasan Karst Gunung Sewu, yang juga menjadi salah satu Global Geopark Network (GGN) yang telah ditetapkan oleh UNESCO, menjadi salah satu destinasi pariwisata penyangga yang terus dibenahi.
Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan menangkap peluang tersebut dengan menempatkan pariwisata sebagai salah satu prioritas pembangunan daerah. Dengan target PAD dari sektor pariwisata pada tahun 2022 sejumlah 9 milyar rupiah, diharapkan nilainya akan terus bertambah setiap tahunnya. Perbaikan fasilitas penunjang pariwisata mulai ditingkatkan. Di awali pada tahun 2022, pemerintah daerah melalui dana alokasi khusus penugasan Pendukung KSPN sebesar 14,2 Milyar rupiah untuk melengkapi infrastruktur kawasan pariwisata. Anggaran tersebut secara bertahap dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur pariwisata di tiga destinasi wisata di Kabupaten Pacitan yaitu Pantai Klayar, Pantai Srau dan Pantai Pancer Dorr. Untuk area Pantai Pancer Dorr dilakukan pembangunan Toilet, Pembangunan tempat parkir, Pengadaan fasilitas mitigasi bencana, Pembangunan fasilitas kebersihan, Pembangunan Plaza / Area Pengunjung, Pembangunan menara pandang, serta Pembangunan jalan dalam Kawasan Pantai. Untuk Pantai Klayar difokuskan pada pembangunan tempat parkir, pengadaan fasilitas mitigasi bencana, pembangunan fasilitas kebersihan, Pembangunan Gazebo, Pembangunan Plaza Kuliner, dan pembangunan menara pandang kea rah laut lepas. Sedangkan  di  Pantai Srau dilakukan pembangunan tambahan toilet, pembangunan Mushola, pembangunan fasilitas kebersihan, pengadaan fasilitas Mitigasi Bencana, Pembangunan Plaza kuliner, serta Pembangunan Panggung Kesenian / Amphiteater untuk mendukung pelaksanaan even atau acara. Â
Selain itu pemerintah daerah juga berupaya meningkatkan kompetensi para pelaku pariwisata yang ada. Alokasi dana 1 milyar dari DAK non fisik  akan digunakan untuk meningkatkan kompetensi SDM dan Pelaku Pariwisata di Kabupaten Pacitan adalam bentuk pelatihan kebersihan Lingkungan Sanitasi dan Pengelolaan Sampah, Pelatihan keamanan dan keselamatan, Pelatihan Peningkatan Inovasi dan Higienitas sajian kuliner, Pelatihan pemandu wisata museum, pelatihan pemandu wisata outbound, serta pelatihan pengelola usaha homestay.
Akan tetapi alokasi dana tersebut dirasa masih belum cukup untuk menjawab kebutuhan daerah untuk menjadikan pariwisata dan ekonomi kreatif Pacitan sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah. Akses menuju Pacitan dari dari arah Yogyakarta maupun dari arah Madiun/Ponorogo menjadi salah satu kendala, kurang mampu bersaingnya pariwisata Pacitan dibandingkan dengan daerah sekitar seperti Gunung Kidul maupun Madiun.
Akses menuju Pacitan menjadi faktor yang paling krusial. Keterbatasan akses tersebut juga menjadi penyebab disparitas wilayah antara Pacitan dengan Wilayah sekitar. Sehingga perbaikan akses jalan nasional dan provinsi sangat diharapkan mampu mengurangi tingkat disparitas wilayah Pacitan. Jalan Pacitan dari Yogyakarta Internasional Airport atau akses jalan provinsi dari Ponorogo menuju Pacitan menjadi urgent untuk ditingkatkan kualitasnya. Hal ini sangat penting bagi Pacitan untuk mampu menyangga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Borobudur dan Bromo-Tengger--Semeru, sesuai harapan pemerintah. Dukungan pemerintah melalui DAK penugasan Pariwisata diharapkan bisa terus support untuk pengembangan pariwisata Pacitan.
