Mohon tunggu...
Saprizal Umbarab
Saprizal Umbarab Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa universitas Sriwijaya

jurnal/artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Perempuan dalam Kesetaraan Gender (Perspektif Islam)

12 Maret 2024   13:07 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:13 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu topik hangat yang perlu dibahas lebih mendalam adalah kepemimpinan perempuan. Menarik untuk ditelaah lebih detail mengenai isu kesetaraan gender, mulai dari minimal 30% kursi perempuan di parlemen, perempuan yang hanya dijadikan budak seks suaminya, dan beberapa isu lainnya.

Pertanyaan apakah perempuan harus menduduki posisi kepemimpinan telah lama menjadi perdebatan dalam masyarakat Islam.

Pembahasan mengenai kepemimpinan perempuan dalam perspektif Islam selalu menarik. Hal ini dikarenakan kepemimpinan merupakan kesepakatan bersama antara pemimpin dan pengikutnya, dan sebagai pemimpin masyarakat harus mampu mewujudkan rasa keadilan, menciptakan rasa aman, dan menjaga integritas.

Abdulrahman Wahid memberikan kesempatan bagi perempuan untuk menduduki posisi kepemimpinan. Bagi keberhasilan perempuan, penting bagi laki-laki untuk menerima bahwa mereka berada di bawah kepemimpinan perempuan. Abdulrahman Wahid mengatakan ulama yang berpendapat bahwa perempuan lebih lemah dibandingkan laki-laki adalah salah. Berbeda dengan kenyataan sejarah, perempuan tidak mampu mengambil peran kepemimpinan dibandingkan laki-laki. Beberapa wanita pernah memegang posisi berkuasa sepanjang sejarah, termasuk Ratu Balkis, Cleopatra, Margaret Techer, Benazir Bhutto, dan Cory Aquino. Abdulrahman Wahid sangat menerima kualifikasi Megawati Soekarnoputri sebagai presiden.

Kesetaraan gender masih menjadi kontroversi saat ini karena kendala sosial budaya patriarki. Perempuan seringkali dianggap inferior karena pekerjaan mereka hanyalah pekerjaan rumah tangga. Oleh karena itu, ketika perempuan mencapai level manajerial, mereka terdegradasi dan memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Meski sering disamakan dengan pengertian gender, pengertian gender sebenarnya cukup sederhana. Langkah pertama yang perlu ditegaskan adalah persoalan gender tidak bisa dipisahkan dari gender. Terdapat perbedaan antara keduanya, gender memisahkan peran laki-laki dan perempuan, sedangkan seks merupakan konsep biologis yang membedakan laki-laki dan perempuan.

Pembahasan 

Dalam bukunya Leadership Models and Decision Systems, Morgan menyatakan bahwa pemimpin yang baik adalah  yang dapat mengidentifikasi kebutuhan bawahannya dan memberikan bimbingan yang tepat. Oleh karena itu, sudah menjadi patokan untuk memilih pemimpin bukan semata-mata berdasarkan gender, melainkan berdasarkan karakteristik pemimpin itu sendiri.

Sejarah kepemimpinan perempuan telah diabadikan dalam Al-Qur'an. Pemimpin bangsa Sabah adalah seorang wanita bernama Ratu Balkis. Kepemimpinannya mulia, arif dan arif. Saat itu, kekuasaan Ratu Balkis dibandingkan dan dikontraskan dengan kekuasaan Nabi Sulaiman. Kisah ini menunjukkan bahwa peran kepemimpinan perempuan tidak selalu berdampak negatif terhadap masyarakat. Kebanyakan orang sekarang melihat wanita sebagai sosok yang sangat emosional, lemah, tidak stabil, dan sebagainya. Sebaliknya, pria menyadari bahwa dirinya sangat kuat, logis, maskulin dan bertenaga, serta tidak mudah menangis. Sifat dan sifat yang dapat dipertukarkan adalah sifat dan kualitas yang berubah seiring berjalannya waktu dari satu tempat ke tempat lain dan juga dapat terjadi dalam kelas sosial yang berbeda. 

Anda tidak perlu khawatir tentang gender saat memilih manajer. Allah SWT berfirman: Ingatlah ketika Tuhanmu bersabda kepada para malaikat: ``Sesungguhnya Aku akan menciptakan Khilafah di bumi.

'' Mereka berkata: "Mengapa kamu (Khalifah) menginginkan seseorang yang dapat menimbulkan kerugian dan menumpahkan darah di bumi, sedangkan kami selalu memuji-Mu dan mengagungkan-Mu dengan bersuci?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun