Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Hilangkan Mental Blok Gali Potensi dengan “Super Manzil” - SDM Luar Biasa

19 Juni 2015   23:00 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:37 2247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segala puji bagi Alloh yang telah memudahkan gadis sholehah ini. One Day One Juz nya bukan tilawah, tetapi hafalan. Ketika tiba di juz terakhirnya, yakni juz 26. Gadis tersebutdiminta para pembinanya untuk setor hafalan kepada mereka dan disaksikan segenap para santri putri yang lain. Dan gadis periang ini menyetorkannya sambil menangis. Demikian pula ibunya.

Di sela tangisnya yang memecahkan suasana yang syahdu, sang ibu berkata: “Terima kasih, Nak. Kamu telah berjuang mendapatkan jubah kebesaran untuk dipakaikan pada ibu dan dan bapak mu di surga nanti.” Seperti yang dikutip dalam sebuah hadits “Barangsiapa membaca Al-Qur`an dan mengamalkannya, maka -pada hari kiamat- akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota yang berkilau, yang sinarnya lebih baik dari sinar mentari, maka keduanya berkata: “Mengapa kami diberi mahkota ini? Maka dikatakan: “Karena anakmu mengambil (membaca dan mengamalkannya) Al-Qur`an”. [HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Al-Hakim]

Apa kaitannya kisah di atas dengan sumber daya manusia? Sepengetahuan penulis bahwa di Libya dengan jumlah penduduk sekitar 6 juta jiwa, seperlimanya adalah para penghafal quran (Hafidz quran) dan sederajat dengan Sarjana, seperti yang dikemukakan Sekretaris Jenderal Universitas Dakwah Internasional Prof DR. Muhammad Ahmad As-Syarid bahwa lembaga-lembaga pendidikan keagamaan tradisional di Libya setiap tahunnya banyak melahirkan hafidz quran. Dan Adalah wajar jika hal tersebut terjadi di negara seperti Libya. Lalu bagaimana dengan di Indonesia? dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa lebih ini?

Organization for Economic Co-operation Development (OECD) 2012 mencatat, Indonesia diprediksi menjadi negara dengan jumlah sarjana terbanyak kelima di dunia pada tahun 2020. Data tersebut merupakan proyeksi dari berbagai program peningkatan jumlah lulusan perguruan tinggi yang dilaksanakan setiap tahun. Namun, penyerapan lulusan sarjana di Indonesia tergolong lambat. Pelambatan itu salah satunya disebabkan kualitas lulusan yang belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja Badan Pusat Statistik (BPS) 2013 menunjukkan, sampai saat ini tak kurang dari 442.000 lulusan sarjana di Indonesia masih menganggur. Jumlah ini mewakili 5,5 persen dari total tingkat pengganguran terbuka di Indonesia yang mencapai 7,17 juta orang. Kondisi ini membuat Indonesia kekurangan tenaga profesional yang memiliki keterampilan serta kompetensi kerja. Dua tahun lalu, Indonesia menyumbang empat persen sarjana berusia 25-34 dari 129 juta mahasiswa di seluruh negara anggota G-20, namun berapa di antara mereka yang telah hafal Al-quran? Penulis belum menemukan data yang dipublish tentang jumlah sarjana di Indonesia yang hafal Quran. Betapa dahsyatnya jika hanya 10 persennya yang sudah hafal Al quran. Inilah yang dimaksud sebagai predikat "luar biasa" bagi SDM para sarjana yang hafidz Quran. Kata “sarjana Pengangguran” dapat tergantikan dengan “Sarjana Hafiz Quran”.. cukup keren kan??.
                Dengan memperkenalkan Super Manzil melalui tulisan ini semoga dapat menggugah dan membuka hati para pembaca, dan kompasioner khususnya, bahwa investasi untuk akhirat salah satunya adalah dengan membaca menghafal dan mengamalkan Al-Quran.. Semoga kita diberi kekuatan untuk melaksanaknnya..Indonesiaaa...BISA !!! Amiiin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun