Mohon tunggu...
Sapri Pamulu
Sapri Pamulu Mohon Tunggu... profesional -

Ngeblog untuk belajar menulis dan berbagi. Peneliti paradigma strategi tentang kapabilitas dinamis yang menentukan keunggulan bersaing dan kinerja organisasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Mensiasati Perubahan Lingkungan Bisnis dengan Kapabilitas Dinamis?

11 Maret 2012   14:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:13 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tulisan terdahulu disebutkan bahwa ada 2 (dua) paradigma manajemen strategi yang saling melengkapi yaitu (1) Pertama, Pendekatan dari luar ke dalam (outside-in) yang dikembangkan oleh Porter (1980) yang juga dikenal sebagai teori posisi atau pendekatan pasar. Kedua, Kiat dari dalam ke luar (inside-out) dimana kiat dimulai dengan memetakan sumber daya (resource) yang dimiliki yang juga dkenal sebagai teori RBV (Resource Based View) yang dipopulerkan oleh Barney (1991). Mayoritas pakar manajemen menganggap bahwa Teori Kapabilitas Dinamis (DCV) oleh Teece (1997) merupakan kembangan dari Teori RBV. Menurut teori terakhir ini, keunggulan yang lestari dapat diperoleh jika organisasi memiliki kapasitas untuk terus menerus melakukan penyesuaian dan rekonfigurasi sumber dayanya secara kombinasi menyeluruh, baik internal/eksternal maupun tangible/intangible, untuk merespons perubahan pasar atau teknologi yang cepat. Barney (2008) justru mengkategorikan tiga resep jawaban dalam untuk menjawab pertanyaan kenapa suatu perusahaan bisa mengungguli perusahaan-perusahaan lainnya?, yaitu resep pertama, jangan membuat kesalahan. kedua, jika menguasai pasar, manfaatkan dan jagalah dengan bijak. Ketiga, tiru apa yang dapat bersaing dan eksploitasi asset yang unik untuk unggul. Resep terakhir ini dikategorikan sebagai resep Kapabilitas dengan teori RBV dan DCV. Dari kata kunci  "kapabilitas dinamis" maka tentu saja dapat dengan mudah dimaknai dari pengertian masing-masing kata yaitu "kapabilitas" dan "dinamis" . Dinamis merujuk pada pengertian lingkungan bisnis yang berubah-ubah yang menuntut kapasitas untuk selalu memperbaharui kompetensi dan tanggapan yang inovatif. Sedangkan kapabilitas merujuk kepada cara organisasi yang seharusnya untuk beradaptasi, menyatu-padukan, dan mengkonfigurasi ulang sumber daya dan kompetensinya agar dapat merespon perubahan lingkungan. Ada 6 (enam) elemen utama dari pendekatan ini. Pertama, konsep kapabilitas sebagai kemampuan atau kapasitas yang merupakan menekankan peran kirits dari manajemen strategi. Kedua, kapabilitas berperan untuk mengintegrasi atau mengkoordinasikan, mengembangkan dan mengkonfigurasi ulang kompetensi internal dan ekternal. Ketiga, kapabilitas dinamis berfokus pada konteks eksternal yaitu perubahan lingkungan yang cepat Keempat, kapabilitas dinamis itu secara tipikal terbentuk, pembentukan dan evolusinya tertanam dalam proses-proses organisasi yang ditentukan oleh posisi asset dan jalur evolusi organisasi. Kelima, kapabulitas dinamis adalah heterogen dalam organisasi karena tergantung pada proses, posisi asset yang unik dan jalur evolosu organisasi. Terakhir, keenam, kiat ini menganggap bahwa keunggulan lestari merupakan dampak langsung, bukan tidak tidak langsung. Selanjutnya, ada 3 (tiga) kapabilitas yang merupakan jantung proses dari kapablitas dinamis yang kemudian diuraikan menjadi 12 (dua belas) proses-proses yang disyaratkan agar organisasi binis dapat mencapai keunggulan yang superior dan kinerja yang lestari.  Dari riset perusahaan konstruksi di Indonesia yang dipaparkan dalam bab terakhir buku penulis , ditemukan bahwa proses-proses kapabilitas yang terkait dengan terkelolanya pengetahuan dan inovasi serta terbangunnya komitmen dan loyalitas merupakan siasat kunci bagi perusahaan-perusahaan konstruksi di Indonesia untuk unggul dan berkinerja lestari. Jadi pada akhirnya, organisasi yang ingin membangun dan mengembangkan siasat ini maka asset pengetahuan merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan melalui SDM dan Sistem. Ibarat sebuah film bemutu yang mensyaratkan adanya aktor/aktris dan skenario yang bermutu pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun