Mesin pencari terbesar dunia -Google- kembali menjadi sorotan setelah dikritik menyensor kata-kata kunci yang disarankan ketika memasukkan suatu kata yang berkaitan dengan anti Islam. Google pun telah membantah lebih mementingkan agama Islam daripada kepentingan agama-agama lainnya. Asal muasal prahara ini bersumber dari Alex Wilhelm, seorang blogger teknologi Amerika, yang menganggap Google tidak fair dalam penanganannya tentang pencarian tentang agama-agama lain selain Islam. Pasalnya, jika mengetik kata "Christianity is" atau "Buddhism is" atau "Hinduism is" maka dalam kotak pencarian akan langsung muncul banyak frasa yang berkonotasi negatif dalam daftar rekomendasi dengan menu drop-down. Hal yang berbeda jika mengetik "Islam is" malah tidak ada apapun frasa yang muncul, dan inilah yang membuat Google ditengarai menyensor kata-kata anti Islam sehingga tampak memproteksi agama Islam saja. Fitur rekomendasi yang diberikan Google tersebut pada dasarnya dibuat sebagai alat bantu untuk mempercepat pencarian yang sesuai dengan kebutuhan dengan menampilkan analisis dari frasa-frasa yang paling sering dipakai oleh semua pengguna layanan ini. Google juga menggunakan fitur tersebut untuk menyaring istilah-istilah porno, dan kata-kata kotor, atau istilah yang mengandung kebencian dan kekerasan. Google memang dapat menyensor kata-kata tertentu jika ada keluhan khusus, contohnya yang terjadi tahun 2006 lalu ketika Google menghapus beberapa situs web dari mesin pencari beritanya -Google News-, antara lain The New Media Journal, MichNews dan The Jawa Report . Salah satu situs jejaring sosial milik Google, yaitu Orkut, juga pernah dikritisi menghapus komunitas-komunitas anti-islam yang daftarnya bisa dilihat pada situs Faith Freedom International. Konon Orkut ini merujuk kepada nama orang Turki yang dulu pemilik sebelum diakuisisi, ada juga yang menyebut kalau Orkut bekerja sebagai engineer Google. Alhasil, sebagaimana disebut di awal, Google membantah melakukan sensor terhadap kata-kata yang menyerang Islam, dan menuding bug sebagai kesalahan software sehingga hasil pencarian tentang Islam yang tidak memunculkan rekomendasi frasa apa pun. Demikian dilansir oleh Wired.com dari Jubir Google Shane Richmond, Kepala Divisi Teknologi Telegraph Media Group memperkuat Google sebagai pihak yang tidak dapat dipersalahkan, dan menegaskan tidak adanya konspirasi tertentu. Dicontohkan misalnya ketika kata kunci “Islam will” maka Google akan merekomendasikan “be destroyed” dan “destroy Europe” sebagai kemungkinan lainnya. Hal yang sama jika mengetik “Islam must” akan merujuk kembali kepada “be destroyed”, “die” dan “be stopped” sebagai alternatif. Hasil-hasil terakhir ini juga merupakan bukti bahwa frasa yang keluar tentang Islam bukan hanya dengan konotasi positif melulu, tetapi malah negatif juga ada. Dengan demikian Google berposisi tidak pro atau kontra terhadap Islam, benarkah? Bacaan: Google Bantah Melindungi Islam (Kompas Online, 12/01/2010)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H