[caption id="attachment_259702" align="alignright" width="173" caption="Ambil sendiri kembaliannya"][/caption] Tadi pagi (16-9-2010) seperti biasa berangkat kuliah ke kampus tercinta. Supaya tersedia energi untuk berpikir, maka saya pun mencari jajanan pinggir jalan yang saya nilai cukup mengandung gizi. Yap, ternyata ada yang menjual sejenis martabak. Di dalamnya dikasih sebutir telor ceplok dan sayur-sayuran. Penjualnya adalah seorang ibu yang mungkin berusia hampir 50-an. Si ibu dengan cekatan dan terlihat begitu sibuk membuat pesanan dari pembelinya. Yah mungkin sangking sibuknya, si ibu sampai tidak punya waktu untuk melayani proses pengembalian uang sisa. Jadi si ibu menyediakan tempat uang yang sudah terisi beberapa uang dengan pecahan lebih kecil, dan pembeli tinggal dipercaya untuk mengambil sendiri kembaliannya. Terus terang saya cukup kaget melihat situasi ini. Tidak disangka saya diberi pelajaran untuk jujur dari pedagang kaki lima. Dan bukankah seperti ini juga diterapkan di beberapa sekolah dan institusi pemerintahan di Indonesia dengan konsep "Kantin Kejujuran" ? Saya pun membayar dengan uang pas, kebetulan harga dari martabak tersebut adalah 3 Yuan ( Rp.3500) dan saya punya cukup uang receh di dompet. Martabak tersebut pun langsung saya lahap selagi panas dan saya siap mengikuti perkuliahan dengan energi maksimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H