Trend politik yang nampaknya menjadi suatu trend baru di kalangan masyarakat terutama generasi muda. Generasi muda yang sebelumnya malas mencemplungkan dirinya ke dalam dunia politik,kini justru berlomba-lomba untuk melibatkan diri dalam suatu komunikasi politik melalui sosmed.
Sebut saja Path. Di Path, kita bisa mengupload berbagai foto-foto dan dapat dilihat oleh semua orang masuk ke dalam daftar teman kita. Satu jenis foto yang marak ditemukan di path ialah foto-foto “meme”. Meme merupakan foto-foto hasil editan dengan tujuan jokes yang dapat merangsang seseorang untuk me-repost foto tersebut.
Suasana panas pemilu 2014 rupanya mengundang para kreatif untuk mengedit foto-foto meme yang berhubungan dengan politik. Misalnya saja meme saat Prabowo kalah dalam pemilu, meme tentang Susi Pudjiastuti yang dibandingkan dengan pejabat pemerintah lain yang menjadi tersangka korupsi atau yang sedang marak dibicarakan adalah meme yang berbau pornografi tentang Jokowi.
Selain dari meme, foto-foto lain dari sosmed juga menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Capture-an foto dari seseorang tentang berita politik yang sedang in kemudian di post di sosmed dapat merangsang orang lain untuk me-repost capture-an tersebut atau bahkan memberikan komentar. Pertanyaannya adalah sejak kapan generasi muda Indonesia begitu peduli pada dunia politik negaranya? Apabila biasanya sosmed dihiasi foto-foto selfie pemilik akun, kini justru malah didominasi meme dan foto-foto tentang berita politik. Positif memang mengingat generasi muda menjadi setidaknya “tahu” tentang kondisi politik negaranya, namun apa hal itu cukup?
Menurut saya, hal-hal seperti me-repost atau memberi komentar hanyalah ajang ikut-ikutan saja dengan alasan“biar eksis” tanpa ada niat tulus untuk peduli. Ajang lucu-lucuan ini toh tidak selalu menjadi lucu seperti yang dianggap orang-orang. Lihat saja dari kasus pengunggahan meme Jokowi yang berbau cabul, MA sebagai tersangka bukanlah sang kreatif yang membuat meme, melainkan hanya sebagai pihak yang ikut-ikutan merepost, tapi malah MA yang ditahan dengan tuduhan penyebaran nama baik.
Fenomena inilah yang harusnya menjadi perhatian anak muda Indonesia, kalau memang tidak benar-benar niat untuk peduli terhadap negara, jangan jutsru ikut-ikutan pihak lain. Saya sendiri termasuk orang yang memang acuh tak acuh dengan urusan negara dan saya tidak berniat untuk menjadi sok peduli ataupun sok tahu dengan hal-hal kenegaraan kecuali yang berhubungan dengan tugas. Tidak salah memang dengan memberikan pendapat pribadi, namun jangan sampai justru hal itu menjadi malapetaka untuk kita sendiri, maksud hati untuk ajang lucu-lucuan malah jadi kita yang “melucu”. Kalau memang peduli ya harus benar-benar peduli. Janganlah jadi kaum muda yang abu-abu, tegaskan putih atau hitam.
Selain bagi kaum muda, kasus-kasus ini juga harusnya dapat menjadi perhatian pemerintah. Pemerintah harus mencaritahu alasan mengapa justru malah banyak muncul meme yang seakan menunjukkan aksi protes generasi muda terhadap pemerintah dan alasan mengapa anak muda bersikap acuh tak acuh terhadap negaranya sendiri. Mengulas trend politik yang marak di kalangan masyarakat lewat sosmed namun tidak hanya dari sisi positif melainkan juga sisi negatifnya. Nampaknya hal ini cukup penting untuk dijadikan “pr” bagi pemerintah untuk mengembalikan kepercayaan kaum mudanya yang semakin tertarik pada negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H