Mohon tunggu...
Sapar Diyono
Sapar Diyono Mohon Tunggu... profesional -

Komunitas Peduli Lingkungan, Alumni Fakultas Kehutanan UGM http://sapardiyono.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saya Kira Sandhy Sandoro Ternyata Cakra Khan

20 November 2012   08:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:01 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13534007241578861757

[caption id="attachment_210407" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: okezone.com"] [/caption]

Saya kira Sandhy Sandoro Ternyata Cakra Khan

Oleh : Sapardiyono

Setiap pagi dan sore, saat  berangkat dan pulang kantor saya selalu menempuh perjalanan yang lumayan lama, yaitu sekitar 1 jam. Untuk menghilangkan rasa jenuh dan barangkali  kadang- kadang sedikit ngantuk saya selalu menghidupkan radio di mobil, saya selalu pilih radio yang paling banyak menyiarkan lagu-lagu pop Indonesia.

Kita semua  barangkali  sudah  cukup akrap dengan suara khas-nya Sandhy Sandoro, suaranya  serak-serak basah dengan vibrasi yang sangat laki-laki, sehingga lagu Malam Biru misalnya, sangat  mudah diberi apresiasi oleh masyarakat pecinta musik tanah air. Saya sering membayangkan bagaimana Sandy Sandoro menyanyikan lagu Malam Biru itu sambil mengamen di jalan-jalan di Berlin Jerman, di tempat Sandhy meniti karier musiknya sambil menyelesaikan kuliah.

Sebagai seorang musisi karier Sandhy Sandoro memang terbilang sangat aneh, namun membanggakan bagi kita orang Indonesia. Para musisi Indonesia biasanya meniti karier di tanah Air kemudian terkenal dan mencoba keberuntungan di luar negeri dengan Go Internasional, sekalipun sejauh ini  faktanya lebih banyak gagalnya dari pada berhasilnya. Sandy justru sebaliknya, meniti karier jadi pengamen di jalan-jalan  dan lorong rel kereata api di Jerman, meningkat menjadi penyanyi Café-café, ikut festifal internasional, juara dan berhasil  serta  terkenal di Eropa…hhmmmm kita memang harus bilang woow untuk Sandy Sandoro, sehingga ketika ia kembali ke tanah air sangat mudah bagi Sandhy untuk menaklukkan pecinta musik Indonesia.

Lagu  “Harus Terpisah”, yang sangat sering diputar di radio-radio itu dan menjadi hits saat ini, yang sering menemani perjalanku itu langsung membawa alam bawah sadarku itu ke Sandhy Sandoro di Berlin Jerman. Suaranya yang Tebal, serak-serak basah dan dengan vibrasi yang sangat laki-laki itu sangat mudah dihayati dan dimengerti. Sangat pantas dapat diterima oleh pecinta musik Indonesia. Wajar lagu itu mudah terkenal dan mampu mengalahkan Separuh Aku milik Noah-Ariel, karena yang nyanyi juga sangat beken yaitu Sandhy Sandoro pikirku.

Siang itu saya menghidupkan televisi dan kebetulan  pas pada acara yang paling aku benci yaitu infotainment. Biasanya saya langsung ganti channel mencari berita-berita yang lebih  aktual. Namun karena infotainment saat itu  diiringi lagu Harus  Terpisah, saya coba ikuti sebentar alur beritanya.  Hehehe saya sangat terkejut dan ternyata selama ini salah. Lagu Harus Terpisah  yang sering didengarkan itu ternyata dinyanyikan oleh seorang pendatang baru yang namanya belum terkenal sama sekali yaitu Cakra Khan. Anak muda ini masih berumur 20 tahun, tapi suaranya sudah keren, hampir sama dengan suara Sandhy Sandoro yang sudah terkenal dan malang melintang di Eropa.

Selain suaranya yang sangat keren dan laki, Cakra Khan juga mempunyai wajah dan penampilan yang sangat oke, khas Indonesia. Pantas ia  dalam sekejap  menjadi idola para anak muda. Selamat dan sukses Cakra, jangan cepat puas dan lupa diri.

Beberapa orang yang cepat terkenal cepat juga turun pamor dan kariernya. Sudah ada contoh sebelumnya seperti Shinta- Jojo,  Briptu Norman Kamaru dan Ayu Ting- Ting.

Tapi mudah-mudahan dengan suara khas mu tersebut engkau akan bisa lebih bertahan.

"Harus Terpisah" Sendiri sendiri ku diam, diam dan merenung Merenungkan jalan yang kan membawaku pergi Pergi tuk menjauh, menjauh darimu Darimu yang mulai berhenti, berhenti mencoba Mencoba bertahan, bertahan untuk terus bersamaku Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi Memang kita takkan menyatu Bayangkan bayangkan ku hilang, hilang tak kembali Kembali untuk mempertanyakan lagi cinta Cintamu yang mungkin, mungkin tak berarti Berarti untukku rindukan Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi Memang kita takkan menyatu Kini harusnya kita coba saling melupakan Lupakan kita pernah bersama Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi Memang kita takkan menyatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun