Mohon tunggu...
Sapar Diyono
Sapar Diyono Mohon Tunggu... profesional -

Komunitas Peduli Lingkungan, Alumni Fakultas Kehutanan UGM http://sapardiyono.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Grey Valentine, Yogyakarta Tanggap Darurat Debu 7 hari

15 Februari 2014   21:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Grey Valentine, Yogyakarta Tanggap Darurat Debu 7 Hari

[caption id="attachment_295570" align="alignnone" width="576" caption="sumber :dok pribadi. Proliman Wates Jogja"][/caption]

Valentine day, oleh sebagian orang dirayakan dengan membagi-bagikan coklat sebagai simbol hari kasih sayang.  Hari kasih sayang yang berasal dari kebudayaan antah berantah ini, kemarin tanggal 14 Februari ini berlangsung  dan dirayakan secara kelabu. Gunung kelud yang berada di dekat Malang Jawa Timur mengeluarkan Erupsi yang dahsyat. Yogyakarta yang berjarak sekitar 180 KM saja tersapu abu vulkanik yang begitu tebal dan masif hampir seluruh wilayah D.I Yogyakarta. Kontan Kepala Dinas Pendidikan D.I.Y mengeluarkan  perintah mendadak untuk menghentikan kegiatan belajar-mengajar karena secara teknis  siswa-siswa yang keluar rumah akan membahayakan kesehatan mereka dan secara teknis memang tidak mungkin dilakukan.

[caption id="attachment_295571" align="alignnone" width="496" caption="sumber : dok pribadi. Jalan-jalan di Jogja tertutup debu"]

1392441418146804071
1392441418146804071
[/caption]

Wajar saja jika kemudian Pemerintah Provinsi D.I.Y menyatakan  tanggap darurat debu selama 7 hari. Hal ini disebabkan karena saking banyaknya debu hingga menggaanngu aktifitas warga dan pemerintahan yang aada. Debu-debu yang menyelimuti genting-genting rumah serta jalan-jalan setebal hampir 2 cm ini sering berhamburan sehingga menutup pandangan mata. Banyaknya abu vulkanik ini bahkan  volumenya  melebihi Erupsi Merapi tahun 2010 yang lalu, padahal Merapi kan ada di wilayahnya sendiri.

[caption id="attachment_295596" align="alignnone" width="590" caption="sumber : dok pribadi. tanaman di sekitar rumah tertutup debu"]

1392447832497594614
1392447832497594614
[/caption]

Aktifitas perekonomian juga lumpuh. Jalan Malioboro yang merupakan pusat aktifitas kegiatan ekomoni juga tak berdaya. Toko-toko kelontong, warung makan, dan pasar hampir semuanya juga tutup. Masyarakat juga enggan keluar rumah mengingat hujan abu juga masih berlangsung sampai sekitar jam 12.00 siang.  Baru di sore hari ketika hujan abu sudah reda, hampir semua warga Yogyakarta keluar rumah untuk bergotong-royong. Mulai dari membersihkan halaman rumah, jalan setapak maupun jalan-jalan raya yang  penuh dengan abu.

[caption id="attachment_295599" align="alignnone" width="533" caption="sumber: dok pribadi.pohon-pohon pisang layu terkena abu"]

13924480091331795890
13924480091331795890
[/caption]

Sekalipun berduka karena bencana ini, warga D.I.Y tetap patut bersyukur. Resonansi Gempa di Gunung Kelud yang mengeluarkan abu vulkanik tidak mempengaruhi aktifitas Merapi. Merapi Tetap Anteng.  Kekuatan Dahsyat Lembu Sora tidak memicu keluarnya Wedus Gembel, demikian kira-kira penjelasannya. Lembu Sora adalah sebutan awan panas di Gunung Kelud sedangkan Wedus Gembel untuk Merapi. Sekalipun letupan Gunung Kelud kali ini mempunyai kekuatan 2 kali lipat Erupsi Merapi 2010 lalu,  Merapi tetap  Cool dan Calm. Semoga tidak ada erupsi susulan. Amien.

[caption id="attachment_295601" align="alignnone" width="576" caption="sumber : dok pribadi.kerja bakti membersihkan abu"]

13924482112042927343
13924482112042927343
[/caption]

[caption id="attachment_295602" align="alignnone" width="643" caption="sumber : dok pribadi. perempatan Gamping tertutup abu."]

13924483331215431299
13924483331215431299
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun