Mohon tunggu...
Sany Saroh
Sany Saroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saia - Djenar Maesa Ayu

28 Desember 2016   22:28 Diperbarui: 28 Desember 2016   22:36 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bibirku kelu.

“Kalo ditanya jawab!”

Mulutku gagu.

Entah siapa yang memukul wajahku lebih dulu. Lihat luka ini! Ini hasil perbuatan biadab mereka! Entah berapa helai rambut yang tercabut dari kulit kepalaku. Tangan-tangan serigala mereka telah menjamah kulitku, menarik seragamku hingga robek.

Ini rahasia, hanya antara aku dan temanku. Aku bercerita padanya, apa yang harus aku lakukan? Ku katakan padanya, “Diammu membantuku, maka dari itu tetaplah diam dan jangan berkomentar, apalagi sampai membuatku terlihat lemah di hadapan mereka. Aku ingin terlihat kuat!”. Perlahan aku menjauh dari sudut kamarku, menyadari bahwa aku hampir gila.

Aku terduduk di meja belajar favoritku. Ya, gunting. Sekilas pikiran setan merasuki, mengalahkan akal sehatku. Mungkin kilatan ini adalah malaikat pencabut nyawaku. “Hahahaha!!!”. Dia tertawa. Aku tidak bisa melawannya. Biarlah luka di tubuhku bertambah satu, itu tidak akan seberapa dibanding dengan luka-luka yang mereka ukir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun