Mohon tunggu...
MUHAMMAD SANUSI
MUHAMMAD SANUSI Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan - Dosen

Olah Raga Badminton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Kearifan Lokal: Khataman Qur'an dalam Budaya Bugis-Wajo sebagai Wujud Pemertahanan dan Pengembangan Tradisi Keagamaan

28 Mei 2023   21:11 Diperbarui: 28 Mei 2023   21:29 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Khataman Quran, sebuah tradisi yang mendalam dalam budaya Bugis-Wajo, merupakan wujud pemertahanan dan pengembangan tradisi keagamaan yang kaya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi signifikansi dan makna dari khataman Quran dalam konteks masyarakat Bugis-Wajo. 

Tradisi ini tidak hanya merupakan penyelesaian bacaan Al-Quran, tetapi juga melibatkan nilai-nilai budaya dan spiritual yang mengikat masyarakat Bugis-Wajo dalam kegiatan keagamaan. 

Kita akan melihat bagaimana tradisi ini telah beradaptasi dengan nilai-nilai lokal, memperkuat identitas komunitas, dan menjaga keberlanjutan budaya Bugis-Wajo. Dalam proses khataman Quran, akan disoroti bagaimana masyarakat Bugis-Wajo menggabungkan elemen keagamaan dengan adat istiadat, seperti prosesi pengajian, tahlilan, dan acara perayaan.

Peran penting khataman Quran dalam pembentukan karakter dan spiritualitas masyarakat Bugis-Wajo. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang penyelesaian Al-Quran, tetapi juga sarana untuk mengembangkan pemahaman agama, mengajarkan nilai-nilai moral, dan memupuk kesadaran sosial. Khataman Quran juga berfungsi sebagai upaya memperkuat hubungan dengan Tuhan, mencari berkah, dan meraih keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.

Khataman Quran di kalangan masyarakat Bugis-Wajo menjadi sarana untuk memelihara hubungan sosial dan membangun solidaritas antaranggota masyarakat. Acara khataman Quran seringkali melibatkan partisipasi kolektif, di mana keluarga, tetangga, dan teman-teman saling mendukung dan berbagi kegembiraan dalam menyelesaikan Al-Quran. Ini menciptakan ikatan kuat di antara anggota masyarakat Bugis-Wajo dan menguatkan rasa persaudaraan serta solidaritas.

Dalam konteks perubahan sosial dan teknologi, tradisi ini perlu diadaptasi agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda Bugis-Wajo. Langkah-langkah seperti pendekatan edukatif, penggunaan teknologi informasi, dan pelibatan aktif masyarakat dapat membantu menjaga keberlanjutan khataman Quran serta mempromosikan warisan budaya yang berharga.

Kesimpulannya, khataman Quran dalam budaya Bugis-Wajo bukan hanya sekadar penyelesaian bacaan Al-Quran, tetapi juga mewakili warisan budaya dan spiritual yang kaya. Tradisi ini menjadi simbol pemertahanan dan pengembangan tradisi keagamaan di kalangan masyarakat Bugis-Wajo. Khataman Quran memainkan peran penting dalam memperkuat identitas komunitas, membentuk karakter dan spiritualitas, serta membangun hubungan sosial yang erat.

Untuk memastikan kelangsungan tradisi ini, beberapa tantangan harus diatasi. Salah satunya adalah perubahan sosial dan teknologi yang dapat menggeser minat dan perhatian generasi muda. Oleh karena itu, pendekatan edukatif perlu diterapkan untuk mengenalkan pentingnya khataman Quran sebagai bentuk pengembangan diri, pemahaman agama, dan nilai-nilai moral.

Pelibatan aktif masyarakat dalam upaya pelestarian tradisi ini juga sangat penting. Melalui partisipasi dalam acara khataman Quran, dukungan antaranggota masyarakat dapat diperkuat, solidaritas ditingkatkan, dan generasi muda dapat melihat nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi ini.

Kesimpulannya, khataman Quran dalam budaya Bugis-Wajo memiliki peran yang sangat penting dalam pemertahanan dan pengembangan tradisi keagamaan serta memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat. Dengan adanya pendekatan edukatif, pemanfaatan teknologi informasi, dan partisipasi aktif masyarakat, tradisi khataman Quran dapat terus berkembang dan diwariskan kepada generasi mendatang. Hal ini akan menjaga keberlanjutan budaya Bugis-Wajo dan memperkaya warisan spiritual dan keagamaan yang berharga bagi komunitas tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun