Mohon tunggu...
santy rosnia
santy rosnia Mohon Tunggu... -

assalamualaikum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fenomena Pendapat

24 Desember 2010   15:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Anty Santy Ahsanty

PSIK FK UNDIP


Kedewasaan seseorang itu dibagi menjadi dua, yaitu kedewasaan fisik dan kedewasaan dari segi pikiran. Sedangkan fenomena pendapat lebih condong ke dalam kedewasaan dari segi pikiran.

Di jaman globalisasi seperti ini ternyata usia masih mempengaruhi pendapat seseorang. Bahkan di negeri yang menganut sistem pemerintahan demokrasi pun masih diberlakukan sikap seperti itu. Adil atau tidaknya perlakuan seperti ini terganttung dari sudut mana dia melihat fenomena tersebut. Tapi menurut saya hal ini tidak adil dan akan berdampak buruk bagi generasi muda bangsa kita.

Disadari atau tidak, para generasi muda bangsa ini seakan tak mau perduli dengan perkembangan, keadaan, bahkan peristiwa yang terjadi pada negeri mereka. Ketika ditelusuri dari segi psikologi, ternyata hal tersebut di latar belakangi oleh turunnya mental seseorang yang di timbul dari penolakan pendapat terdahulu. Mereka enggan mengungkapkan pendapat mereka karena mereka tau nantinya pendapatnya tak akan di pertimbangkan dan bahkan pendapatnya akan langsung di tolak secara terang-terangan. Hal ini mengakibatkan trauma yang begitu dalam bagi kesehatan jiwa seseorang yang tengah beranjak mencari jati dirinya.

“Menghargai Pendapat Orang Lain”. Di dalam negeri demokrasi, seharusnya kata-kata itu bisa diberlakukan untuk semua usia dan kasta. Tapi fakta membuktikan ketika ada seorang remaja usia belasan tahun mengajukan pendapat kepada seseorang yang berusia puluhan tahun maka respon yang terjadi adalah sikap acuh dan tak mau perduli dari seseorang yang berusia puluhan tahun tadi kepada remaja tersebut. Padahal bisa saja remaja belasan tahun tersebut itu lebih dewasa dari segi berpikirnya daripada seseorang yang berusia puluhan tahun tadi, karena kedewasaan cara berpikir seseorang sama sekali tidak bergantung pada faktor usia. Bahakan yang terlihat sekarang seseorang yang berusia puluhan tahun itu lebih pendek cara berpikirnya daripada remaja yang berusia belasan tahun dan orang yang berada di kasta menengah ke bawah pun terkadang lebih dewasa cara berpikirnya daripada yang berada di kasta menengah ke atas. Dalam hal ini lebih condong pada sub pengambilan keputusan yang bijak.

Oleh karena itu, untuk mengembalikan mental para generasi muda dalam hal berpendapat. Marilah kita bersama-sama menyingkirkan sikap egois kita dan berusahalah untuk menjadi pendengar yang baik ketika ada yang mengungkapkan pendapatnya, jangan langsung di potong dengan penolakan yang sangat keras dan kasar. Ketika pendapat itu tidak sesuai dengan pemikiran kita, maka jangan langsung di tolak. Tetapi, masukan dalam forum untuk dibahas bersama dan dicari jalan tengahnya. Sikap lapang dan mau menerima keputusan yang di ambil adalah kunci untuk menemukan kata mufakat dalam suatu forum diskusi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun