Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis, Jurnalis, Linguis & Calon Dosen Ideologis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Pembidangan Linguistik

9 Februari 2015   04:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:34 5418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBIDANGAN LINGUISTIK

Linguistik adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Berdasarkan pembidangan atau ruang lingkupnya,  linguistik dibagi menjadi dua macam, yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik.Berikut akan dijelaskan tentang kedua macam pembidangan atau ruang lingkup linguistik yang telah penulis simpulkan dari beberapa literatur sebagai tugas Matakuliah Linguistik Umum. Mikrolinguistik adalah lingkup linguistik yang mempelajari bahasa dalam rangka kepentingan ilmu bahasa itu sendiri, tanpa mengaitkan dengan ilmu lain dan tanpa memikirkan bagaimana penerapan ilmu tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Mikrolinguistik ini meliputi bidang dan subdisiplin berikut:(1)teori linguistik; (2) linguistik deskriptif; dan (3) linguistik historis komparatif. Teori linguistik adalah subdisiplin linguistik yang membahas bahasa dan ilmu bahasa dari sudut pandang teori tertentu. Misalnya: teori tradisional, struktural, transformasional dan tagmemik. Linguistik umum (general linguistics) merumuskan secara umum semua bahasa manusia yang bersifat alamiah itu. Linguistik umum memberikan gambaran umum tentang suatu bahasa sehingga menghasilkan teori bahasa yang bersangkutan. Pada linguistik umum diberikan ciri umum bahasa manusia, diuraikan secara sederhana, umum, tepat, dan objektif. Linguistik umum memberikan informasi umum mengenai teori, prosedur kerja, dan paham-paham yang berkembang dalam linguistik. Linguistik terapan (applied linguistics) adalah ilmu yang berusaha menerapkan hasil penelitian dalam bidang linguistik untuk keperluan praktis. Linguistik terapan dapat juga dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan-persoalan praktis yang banyak sangkut-pautnya dengan bahasa. Jadi, linguistik hanya dipakai sebagai alat. Misalnya: dalam pengajaran bahasa Indonesia, linguistik dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan bahasa agar perolehan anak akan bahasa lebih meningkat. Linguistik terapan menganalisis dan mempelajari teori-teori yang umum tentang bahasa dan berusaha menerapkannya pada bahasa-bahasa tertentu demi kepentingan pengajaran bahasa, penulisan tata bahasa sebuah bahasa, demi kepentingan terjemahan ataupun menteknologikan bahasa. Linguistik teoritis adalah subdisiplin linguistik yang mengutamakan penelitian bahasa dari segi internal. Jadi, meneropong bahasa dari kegiatan-kegiatan yang dijumpai dalam bahasa. Linguistik teoritis tidak melihat bahasa sebagai alat, tetapi bahasa sebagai bahasa. Istilah linguistik hendaknya dibedakan dengan istilah teori linguistik. Sebab, teori linguistik adalah ilmu yang berusaha menguraikan bagaimana cara yang seharusnya dipakai kalau orang hendak mengadakan penelitian dalam bidang bahasa. Linguistik teoritis dapat dibedakan dengan linguistik terapan, karena dalam linguistik terapan, orang melihat bahasa sebagai alat atau dapat dikatakan linguistik sebagai alat untuk kepentingan yang lain. Linguistik deskriptif adalah subdisiplin linguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa-bahasa di dunia. Linguistik deskriptif besifat menguraikan bahasa dan menganalisis bahasa berdasarkan keadaan dan kenyataan bahasa yang bersifat kontemporer se-zaman dengan para pembicaranya dan pencatatnya dalam satu waktu tertentu. Deskripsi bahasa meliputi bidang fonetik, fonemik, morfologi, sintaksis, semantik, leksikologi. Linguistik historis komparatif adalah membandingkan dua bahasa atau lebih pada periode yang berbeda. Misalnya: kita mengadakan perbandingan antara bahasa Gorontalo, Atiloga, dan Suwawa pada tahun 1950 dan tahun 1980. Apakah titik-titik persamaan dan perbedaannya? Dengan linguistik historis komparatif, orang dapat menentukan kekeluargaan bahasa dan dapat menemukan bahasa induk dari bahasa yang dipergunakan. Makrolinguistik adalah lingkup lingustik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan dunia di luar bahasa, yang berhubungan dengan ilmu lain dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Makrolinguistik meliputi bidang linguistik interdisipliner dan bidang linguistik terapan. A. Bidang Linguistik  Interdisipliner 1)   Fonetik adalah “ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan makna” (Verhaar; 1981: 2; lihat juga Mansoer Pateda; 1981: 2). Linguis membagi fonetik manjadi tiga bagian, yakni sebagai berikut. a)   Fonetik akustis yakni melukiskan bagaimana bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara, yang kemudian berwujud gelombang-gelombang bunyi melewati udara sampai ke telinga pendengar. Pendekatan seperti ini berhubungan dengan ilmu fisika, diperlukan alat-alat elektronis untuk membantunya, namun alat-alat tersebut cukup terbilang mahal, sehingga pendekatan ini sulit dillaksanakan sehingga kurang diperhatikan orang. b)   Fonetik auditoris yakni memerikan bunyi bahasa yang diterima oleh alat dengar orang yang diajak bicara. Cara ini bersifat subjektif, karena banyak dipengaruhi oleh orang yang mendengarkan bunyi itu. Pendekatan ini memperhatikan pengaruh bunyi terhadap syaraf pendengaran. Pendekatan ini dipengaruhi oleh neurologi sebab proses perolehan bunyi melewati syaraf pendengar sulit dianalisis, maka pendekatan ini pun tidak diperhatikan orang. c)   Fonetik organis atau artikulator yakni memerikan bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara manusia. Alat bicara seperti bibir, mulut, lidah, ternyata dapat dilihat sehingga pendekatan ini dianggap praktis dan mudah dilaksanakan. Oleh karena pendekatan ini berhubungan dengan fisik, maka fonetik artikularis erat hubungannya dengan fisiologis. 2)   Stilistika adalah ilmu tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra atau hal lain yang berkaitan dengan faktor seni. Menurut Richard et al. (1992), kajian mengenai gaya bahasa dapat menangkap gaya bahasa lisan, namun stilistika cenderung melakukan kajian bahasa tulis termasuk karya sastra. Stilistika mencoba memahami mengapa si penulis menggunakan kata-kata atau ungkapan tertentu. Adakalanya Stilistika digunakan untuk maksud yang lebih luas, yaitu menandai bahasa berdasarkan variasi bahasa regional dan juga variasi bahasa sosial. 3)   Filsafat bahasa merupakan suatu bentuk penggabungan dari penggunaan bahasa dihubungkan dengan jelas pada berpikirnya manusia, hal sanggup dan hal dapatnya manusia dan ini semua akan menjadi dasar studi filsafat itu. Pada dewasa ini filsafat bahasa berkembang dalam pelbagai arah, sehingga banyak filsuf berpendapat bahwa soal-soal filosofis tradisional pada akhirnya harus dikembalikan kepada cara bagaimana orang mempergunakan bahasanya. Dalam pendapat umum ini yang perlu dibedakan yakni sebagai berikut. a)   Filsafat bahasa yang kritis, aliran ini berpendapat bahwa bahasa alamiah pada dasarnya masih terlalu kosong dan berganda unutk menganalisis problem filsafat dengan cara yang tepat. Mereka mencoba untuk menghubungkannya dengan keformalan dari logika simbolis. b)   Aliran yang kedua berkembang di Inggris dan dikenal dengan nama analisis filsafat yang mengatakan: penyelesaian dari soal-soal dan pertanyaan filsafat dapat diketemukan dalam analisis secara teliti atas cara-cara penggunaan kata-kata, ungkapan-ungkapan dalam bahasa pergaulan sehari-hari. Mereka sering mempergunakan istilah ordinary language philosophy atau sering pula disebut linguistic analysis. 4)Psikolinguistik adalah suatu subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor kejiwaan si penutur dan lawan tuturnya. Psikolinguistik merupakan salah satu cabang linguistik yang sangat kompleks. Ahli psikolinguistik dituntut dapat melakukan analisis pada semua tataran linguistik (fonologi-morfologi-sintaksis-wacana-semantik-pragmatik) dengan baik, karena psikolinguistik berusaha memahami bagaimana proses berbahasa di otak manusia. Selain itu psikolinguistik juga mempertanyakan kembali apakah terdapat bukti biologis bahwa bahasa bersifat anugerah kodrati (innate properties) sebagai mana yang dicetuskan oleh Chom-sky. 5)   Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempalajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor kemasyarakatan atau faktor sosial. Kajian sosiolinguistik cenderung berfokus pada variasi bahasa yang muncul di masyarakat yang biasanya dapat ditelusuri karena keberadaan berbagai stratifikasi sosial dalam masyarakat. Kajian sosiolinguistik sangat luas dan beragam. Kajian yang dapat dilakukan antara lain : fungsi dan peran sebuah bahasa, keberterimaan istilah akuntansi di kalangan ahli ekonomi, kata sapaan ditinjau dari solidaritas sosial danjarak sosial diantara penutur, kriteria dan persepsi kesatuan berbahasa, pelacakan bahasa rahasia kelompok bajak laut, pengungkapan jati diri secara sosial melalui graffiti, mantra dan berbagai istilah penangkapan ikan di antara kelompoknelayan pesisir pantai Utara Jawa, perbedaan variasi bahasa berdasarkan gender, pemertahanan bahasa Melayu di Bali, dan masih banyak lagi. 6)  Etnolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor teknis.Etnolinguistik dapat pula diartikan sebagai cabang linguistik yang menyelidiki hubungan antara bahasa dan masyarakat pedesaan atau masyarakat yang belum mempunyai tulisan 7)  Filologi adalah subdisiplin linguistik yang tertua yang mengkhususkan diri pada comparative historical linguistic, yaitu bidang penelitian kekerabatan bahasa (language relationships)dan perubahan bahasa (language change) dengan cara membandingkan berbagai bahasa. Selain itu, filologi juga mengkaji transkripsi, terjemahan, pelacakan, naskah babon, dan memaknai informasi yang terdapat dalam naskah-naskah kuno. Kajian Filologi pada umumnya terfokus pada naskah kuno yang ditulis di atas kertas, lontar, atau bilah bambu. Isi tulisan naskah kuno ini bervariasi, antara lain dapat berupa naskah hukum adat, obat-obat tradisional, tata cara bercocok tanam, dan ajaran agama. Selain memahami isi naskah, seorang ahli filologi juga bertugas untuk mendeteksi usia naskah. Hal ini dapat ditelusuri misalnya dengan melalui jenis kertas dan jenis tinta yang dipakai. 8) Semiotika adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan lambang dan simbol. 9)  Epigrafi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan tulisan kuno pada prasastri. Dengan demikian, erat kaitannya dengan ilmu sejarah. 10) Paleografi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan pendeskripsian tulisan-tulisan kuno terutama yang berasal dari abad pertengahan. B.Bidang Linguistik  Terapan 1) Pengajaran bahasa adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa untuk kepentingan proses belajar mengajar bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa kedua atau bahasa asing yang mencakup empat jenis keterampilan, yaitu: mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat jenis keterampilan ini perlu mendapatkan latihan-latihan tersendiri, namun pada akhirnya harus dapat dipadukan dan digunakan secara bersamaan. 2) Penerjemahan adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa untuk kepentingan mengalihbahasaan dari bahasa tertentu ke bahasa yang lain. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan kompleks yang menuntut kecermatan. Seorang penerjemah tidak hanya dituntut menguasai sumber dan bahasa target dengan baik, namun juga harus menguasai isi materi yang diterjemahkan. Selain itu, seorang penerjemah juga harus peka terhadap berbagai faktor sosial, budaya, politik, dan emosi agar dapat menerjemahkan secara tepat. Tujuan utama penerjemahan adalah menghasilkan terjemahan yang semirip mungkin dengan teks aslinya. 3) Leksikografi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam rangka untuk menuliskan leksikon dalam bentuk kamus, ensiklopedi, dan thesaurus. Secara singkat, leksikografi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara penyusunan kamus (ilmu perkamusan). 4)  Fonetik terapan adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bunyi bahasa dan penggunaannya di dalam praktik (misalnya: olah vocal di dalam seni drama dan seni musik dan untuk pembetulan ucapan anak-anak yang pelat lidah). 5) Sosiolinguistik terapan adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari penerapan atau penggunaan bahasa dalam komunikasi sosial. Penerapan atau penggunaan bahasa dalam komunikasi sosial ini harus selalu memperhatikan faktor-faktor situasi, maksud pembicaraan, dan status lawan tutur. Penerapan atau penggunaan bahasa semacam itu selanjutnya lebih dikenal dengan istilah “pragmatik”. 6) Pembinaan bahasa internasional adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari tentang bahasa internasional dalam rangka untuk mengarahkan pemakai bahasa sadar dan patuh terhadap kaidah yang berlaku. 7)  Pembinaan bahasa khusus adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari tentang bahasa-bahasa tertentu (khusus) dalam rangka untuk mengarahkan pemakai bahasa sadar dan patuh terhadap kaidah yang berlaku. 8) Linguistik medis adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa untuk diterapkan didalam pengobatan. Misalnya untuk pengobatan bagi orang yang sedang stress dan terapi medis untuk anak autis. 9)  Grafologi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari tulisan dengan tujuan untuk mengetahui sifat, nasib, jodoh dan peruntungan si penulis. Subdisiplin ini sangat erat kaitannya dengan ilmu klenik (perdukunan). Oleh karena itu, tidak salah pula apabila subdisiplin ini dikelompokkan ke dalam lingkup linguistik interdisipliner. Dalam bidang grafologi juga dibicarakan beberapa sistem tulisan seperti: ortografi yaitu sistem ejaan yang disepakati untuk sebuah bahasa; stenografi yaitu sistem menulis secara cepat dan singkat; kriptografi yaitu sistem menulis pesan-pesan rahasia; paedografi yaitu sistem menulis yang didesain khusus untuk membantu anak-anak belajar membaca dan teknografi yaitu sistem menulis hal-hal khusus untuk kepentingan ilmu pengetahuan sepertiaksara fonetik untuk para linguis, simbol-simbol khusus untuk bidang kimia, simbol-simbolkhusus kartografi untuk membuat peta, atau bahkan simbol-simbol khusus untuk pemrograman komputer. 10)  Mekanolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempalajari bahasa yang dipergunakan di dalam menyusun program-program mekanik. DAFTAR PUSTAKA Verhaar, J. M. W. 1999. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Parera, Daniel. 1987. Linguistik Umum dan Historis Perbandingan. Jakarta: Erlangga. Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya. Pateda, Mansoer. 1994. Linguistik (Sebuah Pengantar). Bandung: Angkasa Bandung. Kushartanti. Yuwono, Untung. Lauder, Multamia RMT. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun