Mohon tunggu...
Ade Kamilah
Ade Kamilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menempuh Kuliah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hakikat Kembali pada Dakwah

8 Juli 2024   19:49 Diperbarui: 8 Juli 2024   19:55 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Syamsul Yakin dan Ade Kamilah 

Dosen dan mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 

Manusia sebagai objek dakwah dimulai oleh Nabi Adam as sebagai muslim pertama. Bahwasanya semua Nabi Muhammad SAW gama. Nabi dalam sabdanya, " Para Nabi bagaikan saudara seayah, agama mereka satu yakni agama Islam, dan ibu-ibu (syariat - syariat) mereka berbeda - berbeda." (HR. Bukhari dan Muslim). Kendati syariat para Nabi berbeda, agama mereka satu.

Syariat turun dan diberlakukan pada seorang Nabi dan zaman tertentu. Tegas Allah SWT dalam Al-Qur'an, " Dan untuk tiap-tiap umat di antara kalian ( umat Muhammad dan umat-umat sebelumnya), Kami berikan aturan dan jalan yang terang." ( QS. al-Maidah/5:48).

Umat Nabi Isa mulanya disebut muslim. Terpotret dalam Al Qur'an, " Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran Bani Israil, dia bertanya, "siapakah yang akan menjadi pembela-pembelaku untuk menegakkan agama Allah? Para Hawariyyun (sahabat-sahabat setia Nabi Isa) menjawab, "kamilah pembela-pembela agama Allah. Kami beriman kepada Allah dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim." (QS. Ali Imran/3: 52).

Disebut muslim karena menyerahkan diri kepada Allah. Allah menjelaskan, "Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah lah kesudahan segala urusan." (QS. Luqman/ 31:22).

Makna "Menyerahkan dirinya kepada Allah" adalah taat pada-Nya. Sedangkan frasa "Dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh" bermakna berpegang pada tali yang paling kuat. Tali ini adalah Islam.

Sasaran dakwah ialah orang kafir. Allah menjelaskan, "Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu, "jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu, dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah ( Allah terhadap) orang-orang dahulu." (QS. al-Anfal/8:38).

Yang dimaksud orang-orang kafir ialah Abu Sofyan dan sekawanannya. Sasaran dakwah juga mengembalikan orang kafir kepada Islam. Janji Allah jika mereka kembali ialah dosa-dosa mereka dihapuskan. Janji-Nya, "Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (QS. al-Ankabut/29:7).

Jika dipetakan, sasaran dakwah yakni, diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Dakwah berarti menyeru kepada Allah, beribadah, dan berakhlak mulia. Sesuai perintah Allah,   "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. al-Nahl/16:125).*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun