Mohon tunggu...
A Muntaha Afandie
A Muntaha Afandie Mohon Tunggu... Administrasi - Berkelana di padang kata dan samudera makna

Alumnus International Islamic Call College, Libya. Kini, sedang konsentrasi pada kajian Linguistik Arab Modern, Program Pascasarjana Universite de la Manouba. \r\n\r\nBelajar menulis di blog pribadi: www.muntahaafandi.web.id\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata Musa di Tunisia

20 Mei 2015   22:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar ”lari membelah laut”? Epos Musa-Firaun dan/ atau film-film Hollywood?

Bisa jadi jawabannya: ya. Sebab, sejak kecil kita sudah familiar dengan cerita heroik Nabi Musa menyelamatkan suku Israel dari kelaliman Fir’aun: lari tertatih-tatih menahan letih, menyebrang lautan yang tiba-tiba membelah setelah dipukul tongkat sakti. Bisa pula Anda berpikir itu adegan film-film Hollywood dengan segala kecanggihan manipulasi 3D-nya.

Tetapi, di Tunisia saya benar-benar dapat merasakan sensasi ”lari” di tengah laut yang ”terbelah” dua oleh lempengan baja.

Untuk dapat menikmati wisata Musa di Tunisia, kami memulai dari stasiun Tunis Marine. Cukup dengan tiket kereta listrik 900 millimes, kami menikmati sensasi ular baja mengekor menyeberangi laut, keindahan jembatan melingkar-lingkar, dan sebelum terdampar di tepi pantai seberang, ekor baja menerobos kapal-kapal yang berjejer angkuh di La Goullate.

Selesai?

Belum, justru di sini kami akan memulai petualangan yang lebih menyenangkan, persis seperti Bani Israel yang menemukan Negara baru setelah selamat dari tikaman maut Firaun: menikmati petilasan peradaban Fenisia dan Romawi di Carthage yang mengagumkan atau keindahan alam Sidi Bousaid nan menentramkan. Bisa juga eloknya laut mediterania yang mempesona. Mau semua? Silahkan.

Saya tanpa sengaja menemukan panorama alam yang menentramkan, setelah mengantar seorang teman ke Charthage University untuk mengurus proses ”banting setir” dari Prodi Shariah wa al-Qanun di Ezzitouna University ke Linguistik Arab di Institut supérieur des langues de Tunis (ISLT) yang berada di bawah bendera Carthage University.

Dari pintu gerbang rektorat, kami belok kanan, hendak menuju stasiun metro terdekat. Tujuan awal kami—seperti yang telah direncanakan—menuju pantai Siidi Bousaid atau Carthage, puing-puing Fenisia yang telah dibangun kembali oleh Caesar Divi F. Augustus ( dari September 63 S.M sampai Agustus 14 M), namun saksi kedua peradaban besar di tepi laut Mediterania ini (hampir) rata dengan tanah.

Namun, tiba-tiba mata kami menangkap pemandangan alam dan tulisan yang menggoda: Parc Siidi Bousaid. Kaki kami pun melangkah masuk. Ternyata, semakin kedalam, semakin menemukan keindahan: mulai taman bermain anak-anak, sampai taman berpasang-pasang kekasih yang sedang terbuai madu cinta.

Maka, saya memilih untuk wisata alam. Pertama, alasan saya sederhana, tempat ini belum pernah saya kunjungi. Kedua, setelah berminggu-minggu berkutat dengan diktat, maka wisata alam jadi pilihan tepat untuk membuang penat. Ujian telah usai. Melihat-lihat benda kuno dan puing-puing istana, bagi saya, hanya akan menambah pening. Memandang laut mediterania juga kurang menggoda.

Udara musim semi yang sejuk, meningatkanku pada keindahan dan ketentraman wisata alam Batu, Malang. Sayangnya saya baru tahu tempat ini diakhir musim semi sehingga tidak menemukan keindahan-keindahan bunga-bunga yang bermekaran.

Setelah puas berputar-putar mengelilingi taman yang di beberapa sudutnya terdapat beberapa pasang merpati, kami –seperti biasa—mencari warung kopi. Dari Warkop saya dapat melihat pemandangan yang tentram di bawah sana (saya membayangkan, bila membaca karya Khoo Asmaraman S. Kho Ping Hoo di sini pasti semakin hanyut), lapangan futsal, dan beberapa orang jogging.Seger tenaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun