"Bapak ingin tahu, nanti kalau besar kamu mau jadi apa?"Â
Bocah itu hanya diam. Baginya cita-cita masih jauh di langit. Sedangkan televisi baru saja pindah ke digital. Baru kali ini tayangan tanpa semut. Semua jadi jelas gamblang.
Ada seorang penegak keadilan disunat hukuman.
Ada seorang penyumbang yang membuat gaduh.
Ada gambar politikus di samping atlit olimpiade.
Ada atlit yang meraih emas.
"Jadi kamu nanti mau jadi apa?" tanya ulang bapak kepada bocah.
Bocah itu hanya diam. Kepalanya menunduk memandang bumi. Sedangkan kancing bajunya ada yang lepas, entah karena perut buncit cacingan atau karena lepas dari dulu. Namanya juga baju sumbangan. Ia hitung kancing baju seraya berdoa lirih:
"Penegak keadilan"
"Atlit"
"Penegak keadilan"
"Atlit........"
Satu kancing baju terselip di pusarnya yang menonjol, "Alhamdulillah jadi Penegak keadilan"
SIDOARJO, JULI2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H