Keadilan baru pulang.
Kelihatannya sangat letih.
Pundaknya menurun.
Punggungnya membungkuk.
Wajahnya kusut.
Bajunya kedodoran.
Celananya panjang sebelah, sebab jalannya memang pincang.
Keadilan mau istirahat.
Setelah babak belur melawan terdakwa.
Keadilan istirahat, entah sebentar atau selamanya.
"Jika begini akhirnya, lebih baik aku memilih buta saja" bisik keadilan di pembaringan.
SIDOARJO 2021
Kalau bisa dipotong mengapa harus disambung? kalau bisa menyuap mengapa harus tegas?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!