Mohon tunggu...
Santo Masse
Santo Masse Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ngopi sepanjang hari

Gemar Futsal. Personality Waktu dan tempat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bumi Berdarah

17 Oktober 2022   09:08 Diperbarui: 17 Oktober 2022   09:14 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nyaris menghilang... 

Tuan-tuan apakah ada kesalahan atas kekeliruan hamba terjajah? 

Mereka kerap kali di marginalkan, saking perihnya di perlakuan layaknya binatang, tak berperikemanusiaan. Lantas apa sebab akibat hingga tuan bersikap demikian? 

Sekiranya tuan mengijinkan dan berbelas kasih, berilah sebutir harapan merdeka, luangkan jiwa dan raga atas mereka yang ditimpa beribu-ribu derita. 

Ohh, amat terhina lah tuan jika sekiranya tak berbudi baik, tidak bersimpati. Tuan, sungguh tak layak diri mu bertempat di kursi singgah sana sang raja. Dengarlah wahai tuan-tuan. 

Perlu kah kami terangkan, bahwasanya dimana ada seorang tuan pastilah ada seorang budak. Kau tak akan di juluki seorang tuang bertahta raja, jika para budak-budak dan hamba sehaya tidak ada. Lantas tuan mengidolakan gelar dengan Raja. 

Wahai tuan-tuan, dengarlah sesekali hamba terhina dan terjajah. Amat berat rasanya bernafas, bahkan terbata-bata menghela. Pada rasa juga demikian, terasa hampa, bingung mana kah rasa pahit dan manis. Lebih-lebih manakah yang putih dan hitam. Tuan berilah kasihmu. 

Jika memang tuan bersikeras pada pendirian tuan, maka sebagai budak/hamba yang ingin merdeka wajib membunyikan suara perang. Menghunus pedang...!! 

Kami rasa tidaklah patut jika tanah ini penuh dengan peperangan. Jika tanah ini berlumuran darah, dan jika bau negeri ini bau korban mayat-mayat atas peperangan. Apakah tuan tidak ingin itu terjadi? 

Sungguh kami sudah tak ingin ada kekejaman antara manusia di bumi, apalagi saudara-saudari terbunuh tanpa sadar. 

#TuanHamba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun