Mohon tunggu...
Santi Sulastri
Santi Sulastri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Membaca & Belajar Menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Tokoh Seni Karawitan di Desa Sirap

21 Agustus 2024   09:44 Diperbarui: 21 Agustus 2024   09:50 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu Karya mamang, foto ini di ambil oleh tim PDD KKN Sirap 

KKN STAI Riyadhul Jannah Desa Sirap telah melaksanakan kegiatan pada hari yang ke-17. Meski panas yang begitu terik , tidak menghalangi mahasiswa untuk melaksanakan program kerja yang telah disusun. Kamis, 1 Agustus 2024, para mahasiswa peserta KKN Unisnu STAI Riyadhul Jannah di desa sirap  melaksanakan kegiatan wawancara kepada Tokoh Seni Karawitan Di Desa Sirap dan berbincang mengenai sejarah hidup salah satu tokoh seni di desa sirap yaitu mamang Aceng Goong. 

Mamang Aceng adalah panggilan dari kakeknya kakek Sahmad setelah bapak mamang meninggal dunia sedangkan kata Goong di tujukan kepada mamang karena mamang pengrajin Goong dan alat musik karawitan lainnya nama asli mamang Aceng Goong yaitu Darso nama tersebut di berikan oleh bapa mamang Aceng yaitu bapak suhana. 

Tahun 1982 ada mahasiswa KKN ISBI bandung yang mengabdi di sirap ketika mamang melihat mahasiswa sedang bermain alat musik karawitan mamang di ajarkan untuk memegang Goong, dari sanalah timbul minat mamang terhadap seni terlebih kepada musik karawitan Sunda, karena setelah mahasiswa KKN ISBI bandung pulang mamang merasa rindu pada alunan musik karawitan Sunda "jentrengna kacapi Jeung nalenongna gamelan teh asa nong toreng bae dina ceuli" begitu ucap mamang dalam bahasa Sunda. "Tah TI dinya mamang Aya niat di ajar kacapi" 

Akhirnya mamang meminjam kecapi sederhana milik aki ruhja karena meskipun memiliki kecapi ternyata aki ruhja tidak bisa memainkannya, dari situ mamang memainkan kecapi dengan ingatan yang ia miliki ketika bersama anak-anak KKN dari ISBI “ah mamang mah sakapanggihna, di ajar sorangan mamang mah” ucap mamang ketika kita menemui beliau di tempat beliau membuat gamelan nya.

Kala itu mamang baru saja lulus sekolah dasar dan mamang merasa cukup mahir menggunakan kacapi, kulu-kulu, dan senggot mamang meberanikan diri keluar dari kampung halamannya untuk ngamen membawa kecapi yang ia pinjam dari aki ruhja mamang ngamen dari sirap Tanjungsiang ke Sumedang,

Cicalengka, sampai Cileunyi Bandung tak jarang mamang beristirahat di masjid dan alhamdulilah di sambut dengan baik oleh lingkungan sekitar sehingga mamang jarang pulang bahkan mengabaikan nasihat kakeknya untuk mengembala sapi.

Hasil ngamen mamang di pakai untuk membeli kecapi baru, mamang minta di belikan kecapi pada teman SD-nya Mae Nurhayati yang pada saat itu sudah bersekolah di SMKI (SMKN 10) Bandung, sesudah punya kecapi yang baru mamang mengembalikan kecapi aki ruhja namun tidak membawa kecapi barunya pulang karena takut neneknya akan marah, namun semangat mamang tidak putus sampai di situ mamang masih melanjutkan ngamennya sehingga beliau bisa kredit motor dan memakai motor itu untuk mamang menyediakan jasa ojek untuk selingan ngamen beliau, tapi setelah motornya lunas mamang malah menjual motor tersebut dan membeli gamelan dan hal itu membuat kakeknya marah.”ku mamang teh teu di dangu da mamang mah hyang boga gamelan pokokna” begitu kata mamang.

Hingga akhirnya tahun 1994 bapak yuharno salah satu guru SMKI ngajak mamang untuk main kecapi sambil ngawih “tidinya mah kaleprok alhamdulilah ka mamang, marukna mamang sarjana seni padahal mamang mah di ajar sorangan” dan dari situ banyak tawaran manggung, banyak tawaran bergabung bahkan mamang dampai punya sanggar karawitan yang bertempat di desa sirap rw 02 rt 07

sanggar mamang, di ambil oleh tim PDD kel.1
sanggar mamang, di ambil oleh tim PDD kel.1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun