Suatu pagi aku, ibu dan ayahku pergi ke pasar ibuku belanja banyak sekali tetapi ayahku tidak membantu ibu membawa barang belanjaan nya karena ada rekan kerja ayah yang mengajaknya ngobrol di parkiran pasar,
Tidak lama kemudian teman ayah pulang dan ayahku pergi menyusul ibu masuk ke dalam pasar aku yang ingin mengekor ayah terhenti karena mengingat perkataan ibu, ibu bilang "Jangan kemana-mana ya nak, diam saja di sini", hari sudah mulai beranjak sore namun Ayah dan ibu tidak juga kembali aku mulai sedih mungkin kah ayah dan ibu membuangku?, Kenapa mereka tak kunjung menjemput ku?,
 Aku pun mulai menangis sekencang-kencangnya suara tangisku mengundang paman-paman yang ada di parkiran pasar itu, ia menghampiriku dan aku takut, aku ingin berlari tetapi ibu bilang aku jangan kemana-mana ternyata paman itu hanya bertanya mana ayah dan ibuku, tak lama kemudian ibu dan ayahku datang ibuku sudah berderai air mata aku lihat dari wajahnya yang basah dan hidung serta matanya yang merah ibu memelukku lalu berbalik dan mengomeli ayahkuÂ
"ayah ko bisa anaknya di tinggal" kata ibu marah "ayah pikir dia bersamamu" timpal ayah, lalu ibuku bertanya "kenapa kamu tidak mengikuti ayahmu nak?" Tanya ibu seraya menghapus air mataku yang mulai keringÂ
"tadikan ibu bilang aku ga boleh kemana-mana, aku harus diem di sini ajja" begitu timpalku, ibuku menepuk jidatnya sedangkan ayahku malah tertawa terpingkal -pingkal sambil berkataÂ
"kamu pinter nak, ibumu saja yang salah bicara" ibu hanya memamerkan deretan giginya pada ayah dan setelah itu ayahku langsung mengajak aku dan ibu pulangÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H