"Lho jadi ini dari tempe ya? Saya pikir taburan kacang..."
Saya agak terkaget-kaget saat mencicipi kue kering berwarna coklat dan mendapati notif bahan tempe yang tertulis di kemasannya yang berwarna merah itu. Baru kali ini saya nyicipin camilan brownies yang unik. Begitu digigit, rasa coklatnya yang pekat dipadu tempe (yang mirip kacang) terasa pas sekali. Dari rasannya bisa ditebak, kue kering ini menggunakan bahan coklat berkualitas tinggi.
Awalnya saya pikir produk ini hanya untuk kelas atas mengingat kemasannya yang premium dan rasanya yang wah. Apalagi Bu Khofifah Indar Parawansa, orang nomor satu di Jatim juga sudah memberikan testimoni positif. Namun saya salah. Nyatanya camilan ini bisa dinikmati semua kalangan. Kue kering bertabur tempe ini merupakan hasil kreatifitas Bu Siti Romelah, seorang perempuan tangguh yang memilih tidak menyerah saat usahanya dilanda pandemi. Kue kering ini bernama Cubrown. Cubrown berarti "cookies" and "brownis".
Siti Romelah, seorang ibu yang sehari-hari berjualan di kantin sebuah sekolah SD swasta di Dau, kabupaten Malang ini harus memutar otak saat pandemi COVID-19 menghantam tanpa ampun. Sumber penghasilan yang biasa ia dapatkan dari kantin tetiba harus terhenti karena pihak sekolah memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara daring. Karena anak-anak tak lagi pergi ke sekolah maka mau tidak mau kantin Bu Siti Romelah pun harus tutup.
Saat kantin sekolahnya ditutup, ia memutuskan untuk memanfaatkan waktu luangnya dengan berinovasi mencoba resep-resep kue baru yang dimodifikasi sendiri. Awalnya ia membuat kue kastengel. Namun sayangnya kue semacam ini hanya dicari saat hari raya. Selebihnya penjualannya tidak terlalu bagus karena itu ia harus memutar otak mencoba mencari variasi kue dan camilan yang bisa dimakan sepanjang masa tanpa dibatasi momen-momen tertentu.
Ia juga mencoba membuat kue soes namun sayangnya kue soes ini terlalu cair sehingga hasilnya tidak bisa mengembang. Nah, siapa sangka rasa kue soes yang tidak mengembang ini justru lebih enak dimakan sebagai kudapan. Selain kue soes bantat yang nyatanya rasanya lezat, ia pun mencoba membuat kreasi kue brownies dengan taburan tempe. Dengan bahan-bahan yang berkualitas tak heran rasanya begitu istimewa hingga tak mulut rasanya enggan berhenti mengunyah.
Memang tidak mudah membangun sebuah usaha. Semua tidak bisa diraih secara instan. Butuh waktu, proses dan komitmen yang kuat agar usaha tetap berjalan sesuai harapan. Untuk mengembangkan usahanya ini, Bu Siti Romelah tidak menggunakan pinjaman dari bank namun ia mendapatkan dana hibah dari Grab senilai 5 juta. Uang itu digunakan untuk membeli peralatan dan bahan-bahan kue.
Kayaknya kini telah dipasarkan di berbagai gerai oleh-oleh di Malang raya seperti Ken Dedes, Malang Strudel, Loka tara, Royal Oleh-Oleh dan lainnya. Untuk yang malas keluar rumah kita juga bisa memesan produknya di Shopee dengan nama akun Grosir Camilan dan Coklat. Produknya pun sudah macam-macam. Selain brownis tempe, kastengel, soes ada juga stik keju dan berbagai kue kering lainnya. Semua produknya sudah memiliki PIRTdan bersertifikat halal.