Mohon tunggu...
Santi Rica Anzazmoro
Santi Rica Anzazmoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Pasca Pandemi

29 Mei 2021   14:00 Diperbarui: 29 Mei 2021   14:04 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lihatlah pembelajaran pada zaman orang tua anda, tentu berbeda dengan pembelajaran pada zaman anda. Lalu bagaimana pembelajaran dimasa depan?, yang pasti akan berbeda dengan pembelajaran pada sekarang ini. Capaian pembelajaran tentunya juga berbeda. 20 tahun yang lalu pembelajaran menggunakan papan tulis, buku, atau alat penunjang yang lain. Kemudian teknologi semakin canggih. Pembelajaran mulai berkembang menggunakan computer, proyektor, video pembelajaran.

Awal tahun 2020, pandemi Covid-19 mulai menyapa indonesia. Pembelajaran terpaksa dilakukan secara daring. Pembelajan menggunakan media e-learning, googleclassroom, edmodo, zoom, googlemeet, atau media lainnya. Akibar dari pandemic ini ruang kelas mulai tidak diperlukan. Lalu apakah setelah pandemic berakhir atau pembelajaran dimasa depan juga akan seperti ini? ruang kelas, papan tulis, gedung sekolah, tidak diperlukan lagi. Bisa saja.

Pada tahun 2009, Shai Reshef medirikan sebuah universitas bernama "University of the People". University of the Peole tidak memiliki gedung dan merealisasikan pembelajaran jarak jauh yakni secara daring. Universiry of the People ini adalah sebuah bukti bahwa pembelajaran dimasa depan bisa dilakukan dengan jarak jauh. Tapi perlu di sadari pembelajaran jarak jauh tentunya mempengaruhi psikologi siswa. Perlu di ingat di sekolah siswa tidak hanya belajar dan menerima materi tapi mereka perlu bersosialisasi. Lalu bagaimana jika pembelajaran dilakukan jarak jauh? Tentu mereka perlu sosialisasi.

Pada Pembelajaran dimasa depan, peran guru tidak lagi sumber utama informasi melaikan sebagai fasilitator, motivator. Tuntutan siswa juga bukan sekedar menguingat fakta dan prinsip namun siswa harus mampu berperan sebagai periset, pembuat strategi, problem-solver. Materi yang diterima murid tidak hanya sekedar informasi dalam bidang study. Dibutuhkan kemampuan untuk melihat dari beragam perspektif. Critical tingking juga sangat ditekankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun