Otak merupakan salah satu bagian tubuh manusia, yang menjadikan manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini. Seperti yang tertera di dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah pada ayat ke 30. Otak merupakan tempat di mana akal fikiran manusia bermuara. Muhammad Ainun Najib atau yang biasa dekenal dengan cak Nun juga pernah menyebutkan dalam kajianya bahwa senjata yang dimiliki manusia dalam kehidupanya adalah akal fikirannya.
Dalam proses belajar, otak cenderung fokus pada input-input yang baru atau berbeda dengan yang diperkirakan. Faktor lainnya yang berpengaruh pada fokus otak adalah intensitas. Stimulus-stimulus yang bunyinya lebih keras, yang tampilannya lebih terang, atau mencolok juga akan mendapatkan lebih banyak perhatian. Dalam sebuah penelitian neurosains kognitif menunjukkan bahwa berbagai faktor lingkungan dapat menarik dan mempertahankan perhatian orang. Faktor-faktor tersebut meliputi tingkat kepentingan (kebutuhan), kebaruan intensitas, dan gerakan. Oleh karena itu, ketika seorang guru/pendidik merencanakan sebuah pengajaran, perlu menentukan cara membangun faktor-faktor tersebut dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran akan lebih optimal, apabila mampu mengembangkan kedua belahan otak kanan dan kiri secara seimbang. Otak kanan lebih bersifat intuitif, acak, divergen (banyak alternatif pemikiran), dan tidak teratur. Sedang otak kiri cenderung bersifat linier, teratur, dan divergen (satu alternatif pemikiran). Otak kiri menyerap informasi berupa kata-kata dan bahasa, sedangkan otak kanan menyerap informasi dengan gambar, warna, dan musik. Itu artinya informasi yang disampaikan dalam paduan kata dan gambar serta diiringi musik akan lebih cepat terserap dan tersimpan dalam otak peserta didik, ketimbang hanya lewat kata-kata saja.
Secara umum, memori jangka pendek otak kita berada pada kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada pagi hari dan paling tidak efektif pada sore hari, sebaliknya memori jangka panjang kita berada pada kondisi terbaik untuk menyimpan informasi pada sore hari. Itu artinya waktu pembelajaran terkait penyerapan informasi paling baik dilakukan di pagi hari, sedangkan waktu terbaik untuk pengulangan, pengolahan dan refleksi informasi paling baik dilakukan di waktu sore hari. Peserta didik akan dapat mengingat dengan lebih baik materi yang berkaitan dengan semantik seperti nama, tempat, tanggal, dan fakta di pagi hari, dan akan lebih baik menyerap materi yang bersifat pemaknaan mendalam di sore hari (Muhtadi,2019).
Pada akhirnya dalam kehidupan bermasyarakat, setiap individu dituntut untuk menggunakan akal fikirannya dengan memadukan perasaan dan tingkah laku. Sehingga tercipta keharmonisan antara individu dan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H