Mohon tunggu...
Santika Zakia
Santika Zakia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca buku dan novel, menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tangan Ajaib Seorang Ibu Penjual Kain Perca

7 Desember 2022   13:48 Diperbarui: 7 Desember 2022   13:51 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhan telah menggariskan apa yang akan menjadi takdir kita nantinya, namun sebagai hamba-Nya kita tidak dapat berhenti untuk  berdoa dan selalu berusaha demi kemudahan hidup yang akan kita jalani, sama halnya dengan Suryati (56) yang tidak pernah berhenti dan terus berusaha meraih rezeki, dia adalah seorang ibu  dengan tangan ajaib nya menyulap kain perca menjadi tas-tas cantik.

Menjadi seorang ibu tunggal tentu tidaklah mudah. Sama halnya yang harus dialami oleh ibu Tangguh satu ini yang mengorbankan hari tuanya untuk terus berkerja agar anaknya tetap dapan bersekolah dan mendapatkan kehidupan yang layak.

Bagi sebagaian orang tidaklah mudah ketika mereka harus menjadi tulang punggung bagi keluarganya, bagaimana mereka harus berkerja keras dari fajar hingga malam tiba. Memiliki umur yang sudah tidak muda lagi untuk mencari pekerjaan tidak lantas mematakan semangat Suryati mencari perkerjaan yang halal karna besarnya tanggung jawab Suryati sebagai seorang ibu untuk anaknya .

Perjuangan seorang ibu satu ini sebagai tulang punggung keluarga dapat menginspirasi bagi banyak orang di luar sana dan menjadi seorang ibu tunggal membuat Suryati harus berkerja lebih keras untuk memenuhi segala kebutuhan hidup serta biaya sekolah anaknya, dengan memanfaatkan sisa kain perca dari tukang jahit suryati mendaur ulang menjadi tas yang nantinya akan di jual.

Berjualan tas kain perca merupakan satu satunya mata pencaharian yang dimiliki Suryati dan kini sudah lima tahun lamanya Suryati berjualan tas untuk mencari pundi pundi uang, biasanya Suryati akan menjual tas-tasnya dari pagi hingga sore hari di depan Museum Colomadu Solo juga pada saat Carfree Day. 

Suryati tidak pernah mengeluh dengan penghasilan yang tidak menentu, hal ini justru semakin membuatnya termotifasi untuk berkerja dengan lebih semangat. "Penghasilan dari penjualan saya tidak menentu tapi InsyaAllah cukup untuk makan dan sekolah anak saya" kata Suryati dengan senyum ramah dan penuh keikhlasan.

Event Muktamar Muhammadiyah ke-48 yang berlangsung di museum Colomadu solo menjadi pintu rezeki untuk banyak orang, terutama para pedagang seperti Suryati yang mengaku dengan diadakan acara Muktamar ke-48 di Solo membuat tas kain perca yang di jual Suryati terjual lebih banyak dari hari-hari biasanya.

Banyak hal yang menjadi inspirasi dari perjuangan Suryati, membuat kita belajar bagaimana caranya bersyukur dalam menjalani kehidupan dan memotivasi kita untuk tidak mudah menyerah denga napa yang sedang kita usahakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun