Mohon tunggu...
Santika Pratiwi
Santika Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Senior Business Development

For a work detail, education background and achievement kindly check my LinkedIn : Santika Pratiwi | An old soul book enthusiast | Writing is a Hobby, New Insight is a Result

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perempuan yang Mandiri: Menaklukkan Sindrom Cinderella Complex

11 April 2024   06:00 Diperbarui: 11 April 2024   06:40 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dongeng Cinderella yang dikenal dengan akhir bahagia, dimana seorang wanita menemukan cinta sejati dari seorang pangerang. Tentu, sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Colette Dowling, seorang Terapis asal New York; penulis buku The Cinderella Complex: Women's Hidden Fear of Independence adalah pencetus pertama istilah psikiatri modern, Sindrom Cinderella Complex. Istilah ini diambil dari karakter Cinderella dalam dongeng, yang sering digambarkan sebagai wanita yang tergantung pada pria atau situasi eksternal untuk menyelamatkannya dari kehidupan yang sulit. 

Dowling menjelaskan bahwa perempuan pada umumnya tidak dididik untuk menghadapi rasa takut dan tidak diajarkan untuk mengatasi masalahnya sendiri. Perempuan dengan sindrom ini cenderung mencari hubungan yang memenuhi kebutuhan mereka untuk perlindungan, pemenuhan, atau pengakuan, dan merasa tidak mampu mandiri atau mandiri secara emosional.

Cinderella Complex adalah gangguan kepribadian dependen; kondisi dimana seorang perempuan memiliki rasa ketergantungan yang tinggi kepada pria/lawan jenis ketika dihadapkan dengan suatu masalah ataupun beban hidup, mereka cenderung tidak memiliki kemandirian untuk mengatasi dan menyelesaikannya secara independen. Sebuah keinginan tanpa sadar untuk diurus oleh orang lain, sangat ingin selalu dilindungi oleh lawan jenis dan membutuhkan seorang pria sebagai tiang pegangan dalam hidup. Hal ini tentu berdasarkan pengamatan dan stigma yang berkembang di masyarakat. 

Cinderella Complex masih sangat berhubungan dengan pro dan kontra tentang kesetaraan gender, dimana adanya perbedaan pandangan peran pria dan perempuan dalam kehidupan sosial. seakan, wanita tidak bisa hidup mandiri dan selalu bergantung pada sosok lawan jenis yaitu pria. Walaupun, sindrom ini belum secara resmi dikategorikan sebagai gangguan psikologis. Namun, terdapat kaitan eratnya dengan gangguan kepribadian dependen.

Faktor Penyebab Cinderella Complex

Faktor terbesar munculnya gangguan ini adalah adanya pola asuh orang tua yang salah terhadap anak perempuan sejak kecil. Dimana, orang tua lebih protektif kepada anak perempuan dan sedikit tekanan untuk membangun identitas diri yang kuat. Sehingga membuat anak perempuan sulit untuk berkembang secara mandiri sampai usia dewasa. Tidak jarang juga karena stigma masyarakat dan budaya patriarki yang masih sangat kuat.

Memanjakan anak perempuan bukanlah hal yang salah. Namun, akan berdampak negatif jika hal ini dilakukan secara berlebihan sampai membuatnya kurang mengeksplorasi secara mandiri dan menyebabkan ybs memiliki rasa percaya diri yang kurang terhadap potensi dan ability yang dimiliki sampai usia matang. 

Berbeda dengan pola asuh orang tua terhadap anak laki - laki yang dididik dan ditempa sangat keras sebagai bekal di usia dewasa kelak agar lebih mandiri, tidak bergantung dan bertanggung jawab pada diri sendiri dan orang - orang disekitarnya. Karena perbedaan pola asuh inilah, yang membuat perempuan cenderung bergantung pada pria. 

Ketergantungan, kecemasan, ketidakberdayaan inilah yang membuat perempuan memiliki gangguan kepribadian dependen. Yang biasanya disebabkan kebiasaan orang tua dimasa lalu selalu memanjakannya. Orang - orang dengan sindrom ini juga dapat berpengaruh dari cara berbicara, mengambil keputusan dan cara bekerjasama dalam lingkungannya. Mereka berpikir bahwa dengan hanya mengandalkan orang lain semua hal akan terselesaikan dengan mudah. Padahal, suatu hal akan berhasil juga berkat proses yang dilakukan diri sendiri.

Ciri - Ciri Cinderella Complex

Perempuan dengan sindrom ini ciri paling signifikan adalah sikap bergantung terhadap pasangan/pria. Semua hal dapat terselesaikan dengan bantuan pria dan merasa cemas sangat tinggi jika tidak mendapatkan bantuan ataupun saat merasa tidak diayomi. Ciri lainnya adalah sulit mempertahankan suatu pekerjaan. Hal ini dikarenakan kurangnya rasa percaya diri untuk dapat menyelesaikan jobdesk/ tugas sendiri, serta kurangnya efektivitas dalam melaksanakan pekerjaan tersebut. 

Seringkali, perempuan dengan sindrom ini, selalu merasa cemas jika berpikir hidup sendiri karena tidak adanya rasa mandiri dan sulit menentukan keputusan besar untuk hidupnya. Tak jarang, mereka terperangkap dengan pola pikir bahwa perempuan hanya dapat berperilaku dan berperan sebagai Ibu Rumah Tangga, yang bergantung pada semua keputusan dan tolak ukur seorang suami, tanpa melibatkan diri untuk menyampaikan saran dan pendapat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun