Mohon tunggu...
SANTI JUANSAH
SANTI JUANSAH Mohon Tunggu... Guru - Civic Education Teacher

Civic Education teacher (PPKn) who is responsible for educating, teaching, guiding, directing, training, assessing and evaluating students in mastering the knowledge, skills and attitudes of citizenship.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dalam Menghayati Nilai-nilai Pancasila dalam Perwujudan Elemen Berkebhinekaan Global pada Profil Pelajar Pancasila

19 Desember 2023   12:09 Diperbarui: 19 Desember 2023   12:09 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Nilai pancasila mengajarkan masyarakat yang didalamnya termasuk peserta didik dalam berperilaku sesuai dengan kodratnya (Nurgiansah, 2022). Nilai ketuhanan yang berupa nilai-nilai yang berhubungan dengan ketuhanan. Nilai kemanusiaan yang berisi tuntunan perilaku sesuai dengan harkat dan derajat manusia sehingga terciptanya persatuan dalam kehidupan bersama. Nilai kerakyatan yang terwujud pada prinsip musyawarah dan mufakat.  Selanjutnya, dengan mengintegrasikan nilai-nilai pancasila dalam sekolah, peserta didik diharapkan mampu memiliki profil pelajar pancasila yang terwujud dalam bagaimana identitas manusia Indonesia dalam dirinya. Berkebhinekaan global merupakan salah satu elemen dari profil pelajar pancasila yang diartikan sebagai sebuah usaha untuk melestarikan budaya luhur, identitas dan lokalitas tanpa menghilangkan keterbukaan terhadap budaya lain sehingga dapat menumbuhkan sikap toleransi yang tetap menjunjung tinggi nilai luhur budaya bangsa. 

Dimensi berkebhinekaan global mengjarkan peserta didik untuk dapat menumbuhkan sikap yang kokoh dalam menjaga budaya luhur bangsa dan tidak melupakan jatidirinya sebagai manusia Indonesia dalam berhubungan dengan budaya lain. Selain itu, dimensi ini juga menanamkan nilai saling menghormati dan toleransi antar budaya dengan memperhatikan keselarasannya dengan budaya luhur. 

Pada praktiknya, tantangan menghayati nilai-nilai pancasila dalam perwujudan elemen berkebinekaan global pada profil pelajar pancasila terwujud dari arus globalisasi yang semakin cepat dan pesat menyebabkan peserta didik tidak mampu untuk memilih dan memilah nilai-nilai ataupun budaya asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Budaya asing yang masuk melalui globalisasi tidak dipungkiri dapat mempengaruhi peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, maraknya trend tiktok dan permainan game online di lingkungan peserta didik memungkinkan adanya interaksi dengan aspek-aspek kebudayaan di luar kebudayaan Indonesia banyak menimbulkan perubahan-berubahan dari aspek cara berpakaian, gaya bahasa dalam berbicara, bahkan juga ditemukan peserta didik perempuan yang berdandan tidak sesuai dengan dengan usianya di sekolah. 

Tantangan lain yang muncul adalah adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat yang dapat melunturkan identitas bangsa jika peserta didik tidak dibekali pengetahuan dalam upayanya melestarikan budaya dan mempertahankan identitas bangsa. Selanjutnya, ketertarikan peserta didik akan budayanya sendiri juga sudah terlihat memudar. Hal ini dapat dilihat ketika pembelajaran dilakukan di sekolah praktikan dengan materi keragaman budaya, mayoritas peserta didik tidak mengetahui budaya daerahnya sendiri.

Maka, untuk memperkuat dan menumbuhkan dimensi berkebhinekaan global di dalam kelas dapat dilakukan upaya melalui pembelajaran PPKn dengan pemilihan pendekatan dan metode yang tepat. Pembelajaran PPKn berperan penting dalam menciptakan warga negara yang berkebhinekaan global. Pembelajaran PPKn diharapkan dapat mencerdaskan warga negara yang mampu memasuki abad baru dan mampu merespon serta fokus pada berbagai elemen, termasuk elemen yang berbeda dalam konteks global (Wijayanti & Muthali'in, 2023). 

Profil pelajar pancasila merupakan tujuan pendidikan karakter yang telah disusun dan dirancang oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Ciri-ciri pelajar yang memiliki karakter pancasila ini diwujudkan dari 6 dimensi, yaitu: 1) Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia, 2) Berkebhinekaan global, 3) Mandiri, 4) Bergotong royong, 5) Bernalar kritis, dan 6) kreatif. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, perwujudan keenam dimensi profil pelajar pancasila dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Beriman, bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia. Perwujudan dari elemen pertama yang diwujudkan di sekolah praktikan SMP Negeri 29 Bandung dapat dilihat dari kegiatan pembiasaan yang dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Kegiatan pembiasaan ini dilakukan dari jam 07.00 sampai jam 07.40 bergiliran antara kelas 7, 8 dan kelas 9. Perwujudan elemen ini terlihat pada kegiatan sholat duha bersama yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah praktikan. Selanjutnya, di hari jum'at peserta didik laki-laki diwajibkan untuk mengikuti sholat jum'at bersama di sekolah. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, perwujudan elemen pertama secara khusus yang berlangsung di kelas terlihat ketika peserta didik selalu memulai kegiatan pembelajaran dengan berdo'a terlebih dahulu. Selanjutnya terlihat juga peserta didik di sekolah praktikan selalu mengucapkan dalam saat hendak masuk ke kelas. Pada saat pembelajaran dimulai, ketika guru mengucapkan salam di depan kelas peserta didik tidak jarang terlihat menjawab salam tersebut secara kompak dan bersamaan. Sebelum memulai kegiatan proses pembelajaran terlihat juga bahwa di beberapa kelas tepatnya pada jam pertama peserta didik membaca surat pendek yang dipimpin oleh satu orang peserta didik di kelas. Selanjutnya, peringatan beberapa hari besar agama islam juga menjadi suatu hal yang dilakukan di sekolah praktikan. Beberapa hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Susilawati & Sarifudin (2021) yangElemen beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia berarti bahwa pelajar pancasila diwajibkan untuk dapat beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan diwujudkan dalam sikap yang baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam dan negara.
  • Berkebhinekaan global. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di sekolah praktikan, perwujudan berkebhinekaan global pada saat pembelajara PPKn terletak pada saat guru mengeksplorasi materi tentang keberagaman di kelas 8 dengan membuat sebuah pentas seni tari berdasarkan budaya masing-masing peserta didik secara berkelompok.
  • Mandiri. Perwujudan elemen mandiri pada saat kegiatan berlangsung dapat dilihat dari upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian peserta didik melalui pemberian tugas mandiri dengan keharusan untuk tidak bekerjasama dengan peserta didik lainnya. Perwujudan selanjutnya dapat dilihat ketika guru mendorong peserta didik dalam membangun pengetahuannya sendiri dalam memahami materi.
  • Bergotong royong. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di sekolah praktikan, perwujudan elemen bergotong royong terwujud pada pelaksanaan proses pembelajaran yang didominasi oleh kegiatan diskusi kelompok. Peserta didik dibiasakan untuk bekerjasama dalam mengerjakan tugas dalam LKPD yang telah diberikan oleh guru yang kemudian disajikan dalam bentuk kegiatan presentasi kelompok di depan kelas.
  • Bernalar kritis. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di sekolah SMP Negeri 29 Bandung didominasi dengan penggunaan model pembelajaran PJBL dan PBL. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PPKn, penggunaan model pembelajaran berbasis masalah sering digunakan agar peserta didik mampu terbiasa dalam berpikir kritis terhadap masalah atau topik yang secara nyata terjadi di kehidupan sehari-harinya.
  • Kreatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran PPKn yang telah dilakukan, perwujudan elemen kreatif di kelas terwujud dari upaya penugasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Umumnya, penugasan yang diberikan berupa penugasan pembuatan powerpoint sebagai bagian dari proses pembelajaran menggunakan model Project Based Learning (PJBL). Selanjutnya, penugasan berupa pembuatan poster dan infografis juga menjadi salah satu upaya guru di sekolah praktikan dalam menumbuhkan aspek kreatifitas pada peserta didik.

Perwujudan profil pelajar pancasila pada pendidikan yang berpihak pada peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 di ekosistem sekolah SMP Negeri 29 Bandung menunjukkan bahwa perwujudan tersebut berjalan dengan semestinya meskipun pada beberapa elemen hanya didapati beberapa perwujudan saja. Hal ini, juga terlihat dari bagaimana keseharian peserta didik di sekolah praktikan dalam mewujudkan beberapa dimensi pada profil pelajar pancasila. 

Referensi

Nurgiansah, T. H. (2022). Pendidikan Pancasila sebagai Upaya Membentuk Karakter Religius. JURNAL BASICEDU Volume 6 Nomor 4 , 7310 - 7316.

Salsabila, A., & Nawawi, E. (2023). Perwujudan Profil Pelajar Pancasila Pada Pendidikan Abad Ke-21 Di SMA Negeri 1 Palembang. Jurnal Pengabdian West Science Vol. 2, No. 0, 98-108.

Susilawati , E., & Saleh, S. (2021). Internalisasi Nilai Pancasila Dalam Pembelajaran Melalui Penerapan Profil Pelajar Pancasila Berbantuan Platform Merdeka Mengajar. Jurnal TEKNODIK . 25(2), 155-167.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun