Keesokan hari, Jum'at 21 Maret 2014.Hari ini adalah hari terakhir kami di Jawa. Pukul 6 pagi hari waktu penunjukku, berarti pukul 5 pagi waktu Malang. Aku bersama Ibu Dra IGA Mirah Darmayanty, M.Si., telah selesai mandi. Kami bersiap sarapan pagi dan berkeliling sejenak dengan menggunakan becak. Anakku dan sahabat sekelasnya yang juga kelas 6 SD, Komang Mahesa, telah selesai mandi. Kami keluar kamar dengan membawa seluruh barang bawaan. Kubunyikan bel kamar 123 dimana berada ibu Dra. NLKS Sulistyawati, M.Par. berkali2, agar dia segera keluar dan menikmati Malang di waktu pagi hari. Barang kami titipkan di lobby hotel, sarapan sejenak, dan bersiap naik becak.
Beberapa mahasiswa juga telah keluar kamar untuk sarapan pagi. Hujan gerimis yang turun tidak mengurangi niat untuk berbecak ria. Tidak lama, hanya 30 menit berbecak, namun tidak kutemui pasar atau warung oleh2 khas kota Malang yang buka. Hmmm, kami tidak cukup beruntung. Well, kembali ke hotel di tengah hujan gerimis, rombongan kelas A dan C bersiap check out, dan kemudian bergabung dengan rombongan kelas B, bis kami kembali beriringan, kali ini menuju kota Batu, tujuan kami adalah kebun Apel.
Setelah letusan Gunung Bromo beberapa waktu lalu, kawasan wisata apel sempat terpuruk. Debu setebal 3 sentimeter membuat ratusan ribu tanaman petani hancur. namun kini perlahan mereka mulai bangkit kembali. satu jam setengah kami berada di kebun apel, menikmati makan dan memetik apel dari pohon langsung, membeli keripik dan madu apel, kemudian kembali menaiki bis, bergerak menuju Jatim Park 2, yang juga terletak di daerah Wisata Batu.
Memang, takkan pernah cukup waktu, bila kita menikmati sungguh, segala situasi dan kondisi yang ada...... Keceriaan dan kebahagiaan, terkadang terkalahkan dengan rasa lapar dan lelah yang terkadang mengganggu. Ahh..... tapi inilah perbedaan yang terkadang membuat kita mengembangkan sikap toleransi dan menjaga emosi di hati. Kebersamaan terkadang menuntut kesabaran dalam berjalan bersama...... Kita semua ber seratus, takkan mungkin membawa ego masing-masing, meski terkadang, ingin menikmati sepuasnya demi kebahagiaan diri sendiri..... Hari ini, dari mbecak di pagi hari, ke kebun apel, ke Jatim Park 2, keluyuran di Matos, dan akhirnya, kami harus bergerak meninggalkan Jawa Timur, menuju pulau Bali. Pukul 8.30 malam waktu mBali, bis kami bergerak menyusuri Pantura, kembali beristirahat di Ruman Makan Bromo Asri, mandi dan beristirahat sejenak. kembali jalan pada pukul 11 malam. Hingga tiba di pelabuhan Ketapang pukul 3 pagi hari Sabtu, 22 Maret 2014.
Hujan angin di sertai puting beliung sempat membuat pelabuhan Ketapang Gilimanuk ditutup pada pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore hari 21 Maret 2014. Ferry kami tidak bisa mendarat berlabuh di sandaran pelabuhan Gilimanuk. Kami harus menyusuri bebatuan di pinggir pantai, dibantu naik ke atas jalan di pinggir pelabuhan.. Namun bersyukur semua baik2 saja. Kami tiba kembali di Bali. Waktu menunjukkan pukul 9 pagi, saat bis kami tiba di luar terminal bis Ubung, dan kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Nusa Dua..... Waktunya beristirahat dan tepar??? Ahh.... tidak ada waktu untuk bersantai. Kubongkar seisi pakaian kotor. Sebanyak 2 ember besar cucian langsung di cuci bersih dan dijemur berderet rapi di tiang penjemuran. Suami dan para pria di perum kami sibuk mempersiapkan piodalan di pura jagatnata di bagian utara perumahan. Aku bersembahyang di rumah, hari ini adalah Tumpek Landep, hari dimana kami umat Hindu mengupacarai berbagai peralatan yang dianggap telah berjasa bagi kelancaran pelaksanaan tugas dalam keseharian kami. Sebagai tanda sujud kami pada Tuhan yang telah mempermudah hidup kami, sebagai tanda kami bersyukur atas hidup dan segala berkah yang kami terima. Kemudian aku segera bergabung dengan para perempuan untuk turut terlibat pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya