"Bagai terbakar amarah sang surya" itulah yang saya rasakan di tanah tempat saya berpijak. "Global Warming Effect" sudah sangat saya rasakan akhir-akhir ini, Siang hari, berada di dalam ruangan, keringat mengucur tak henti seperti habis lari keliling lapangan 50 kali, pergi keluarpun lebih membakar, malah harus memakai jaket tebal, penutup wajah, sarung tangan, kaus kaki, bagai berada di daerah dengan suhu minus 4 derajat karena tak tahan dengan terik yang memanggang seluruh tubuh. Saya sedih merasakan dampak "Global Warming" ini, ini semua karena kita sebagai manusia tidak menjaga betul-betul keseimbangan alam dengan "kebutuhan" kita, seperti banyaknya pembangunan hotel, restaurant, tempat-tempat usaha di daerah tadah hujan, di persawahan, dan tempat-tempat lain yang seharusnya menjadi penyejuk lingkungan. Adapun ini akibat dari kita sebagai manusia yang memanfaatkan alam sebesar-besar kebutuhan kita "selalu" namun kita tak selalu memikirkan timbal balik yang harus kita berikan pada alam, minimal dengan "mempertimbangkan dampak apa yang akan timbul jika membangun bangunan a di daerah a, atau mempertimbangkan dari hal kecil dulu, apa dampak jika membuang sampah sembarangan", dan lain-lain. Saya kehabisan kata-kata untuk mencurahkan isi hati saya tentang kondisi alam ini, karena sangat banyak hal negatif yang saya rasakan tentang kondisi alam saat sekarang ini, ini hanya sebagian kecil curahan hati saya. Ini semua akibat ulah kita sebagai manusia termasuk diri saya yang terlalu serakah memeras "raga alam" demi kebutuhan sendiri tanpa memikirkan bagaimana menyehatkannya kembali... Semoga ada yang memiliki visi dan misi yang sama untuk menyehatkan alam dimulai dari kesadaran sendiri atau mengajak keluarga dan teman-teman bersatu "berpikir untuk alam" Suksema, Terimakasih... "Santi Buttyf"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H