Mohon tunggu...
Santi Ayuni Lestari
Santi Ayuni Lestari Mohon Tunggu... -

penulis buku kumcer "Istriku Nggak Perawan!"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku "Istriku Nggak Perawan"

19 Oktober 2011   08:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:46 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kutermenung mengingat peristiwa semalam. Kejadian yang membuat jiwaku rontok tak karuan, hidupku serasa hancur berantakan. Peristiwa malam pertama kami sebagai pasangan suami istri yang telah sah. Peristiwa dimana seharusnya aku sebagai suami mendapat kado istimewa dari sang istri, sebuah kristal bening yang indah. Dan kristal bening itu adalah keperawanan. Tetapi kenyataannya, kristal itu sudah remuk, hancur, dan ternoda.

Aku kaget setengah mati, marah, kesal, kecewa! Semua berbaur jadi satu. Campur-aduk rasanya seperti kopi yang diberi cuka. Bagaimana mungkin, malam pertama yang seharusnya kujalani sebagai pasangan suami istri yang sah, harus ditandai dengan kenyataan bahwa istriku tidak perawan. Setidaknya aku baru tahu hal itu ketika kami menjalani ‘ritual’ sebagai pasangan suami istri di malam pertama.

Napasku naik turun menahan amarah yang hendak meledak. Bahkan ledakan Gunung Merapi pun mungkin tak akan mampu menggambarkan betapa marahnya diriku.

Kami memang pacaran selama tiga tahun. Tapi tak pernah sedetik pun aku menodai dirinya selama pacaran. Kujaga ia seperti kristal bening yang rapuh. Takut pecah, takut retak, takut ternoda, semua rasa itu menghantuiku. Semua kulakukan karena aku sangat menyayangi dirinya setulus hatiku, mencintai dirinya sepenuh jiwaku.

Namun kenyataannya? Ah, sungguh menyakitkan! Aku merasa telah dibohongi selama ini. Tak habis kuberpikir siapa yang telah menodainya. Merenggut kesuciannya sebagai seorang wanita. Wajahku merah padam seperti udang rebus. Segera kukenakan pakaianku. Kuberingsut meninggalkannya.

---------------------------------

Sedikit cuplikan dari buku yang akan diterbitkan oleh Pohon Cahaya. Buku ini sedikit berbeda dari buku-buku yang pernah diterbitkan oleh Pohon Cahaya...Penasaran dengan kisah selanjutnya...

“Penulis buku ini adalah bunglon bertopeng. Dia piawai berubah peran dari laki-laki ke perempuan, dari pelacur ke pencopet, dan beralih ke Bawang Merah! Rasakan sensasi kisahnya dengan membaca buku ini.”
Anang Y.B. (Ghostwriter, CEO solusi penerbitan mandiri www.redcarpetstudio.net)

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun