Mohon tunggu...
Santi Titik Lestari
Santi Titik Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Mari menulis!!

Menulis untuk mengawetkan ide dan berbagi ....

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Internet Cermin Indentitas Diri

29 September 2016   22:18 Diperbarui: 29 September 2016   22:29 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di era digital ini, sangat menyenangkan bila membahas tentang internet dan perkembangan teknologi yang terjadi. Hampir-hampir saking senangnya, bisa jadi kita terlena akan canggihnya gadget-gadget masa kini dan berbagai akses praktis untuk menjalin relasi, tetapi lupa bahwa kita pun pernah sesekali mencicipi mudahnya menulis di papan tulis menggunakan kapur atau mendengarkan ketoprak melalui radio kecil berantena mungil. Teknologi sudah ada sejak dulu, dan kita pun sudah mengalaminya. Hanya saja, perkembangan teknologi yang makin hari makin pesat ini telah membuyarkan fokus kita akan teknologi masa lampau yang pernah kita cicipi.

Internet

Ketika pertama kali mengenal internet, hal yang paling menyenangkan saat itu (sekitar tahun 2000 an) adalah MIRC dan Yahoo. Kedua sasaran ini selalu menjadi prioritas utama ketika datang ke sebuah warnet, yang saat itu masih jarang dan tarifnya pun cukup mahal. Tak lain, sebenarnya hanya untuk chatting dengan orang lain yang entahlah sebenarnya dia itu siapa ... hehe. Kalau ingat saat itu, memang aneh, dan rasa-rasanya kurang berguna. Bukan salah internetnya, tetapi salah penggunanya.

Kini, internet tak hanya menyenangkan, tetapi menggairahkan. Bagaimana tidak menggairahkan kalau semua informasi yang kita butuhkan ada di sana? Informasi hal baik atau buruk siap tersaji. Cari nama "Joko" pasti akan mendapatkan "Joko-Joko" yang lain, ada kemungkinan malah Joko yang diharapkan tak segera ditemukan karena mungkin terselip entah di laman ke berapa. Ya kalau sabar, pencet saja "next". Kalau nggak sabar, ya tutup saja. Beres. Memperlakukan internet pun bisa tanpa perasaan ewuh-pekewuh karena memang tak berlaku di sana. Lagian internet juga takkan kecewa.

Internet dan Identitas Diri

Sekalipun internet sepertinya tak punya perasaan, tetapi internet cukup "curang". Sekali saja kita menorehkan sesuatu di internet, ia dengan sigap akan merekam. Daya rekam internet ini menuntut seseorang untuk hidup secara otentik. Jika tidak, kita yang akan menanggung kerugiannya. Padahal, internet sendiri menyajikan ketidakotentikan dengan munculnya berbagai akun yang "bukan sebenarnya", tak ada pribadi di balik akun-akun itu. Selain itu, internet tak pernah menawarkan relasi yang sesungguhnya, tetapi sekali ada argumen seseorang yang ekstrem, banyak orang langsung berjejal-jejal memasuki kotak komentar. 

Kenal aja enggak, ikut-ikutan berkomentar. Yah, kadang-kadang memang begitu. Namun, kabar baiknya, internet memberikan kesempatan terlampau besar bagi setiap orang untuk berekspresi, belajar, bereksplorasi, berfantasi, berelasi, berdiskusi, berkompetisi, dll.. Namun, sering kali, misalnya kesempatan untuk berekspresi bisa menyuguhkan berbagai variasi gaya yang semakin memupuk rasa "cinta diri" secara tak wajar.

Meledaknya pengguna Facebook, Twitter, dan jejaring sosial yang lain makin membuka area subur bagi orang-orang pebisnis, pem"bully", pecinta diri, penyuka hal tertentu, pendidik, bahkan bagi organisasi maupun instansi. Jadi, tak ada batasan bagi seseorang yang ingin menjadi "penduduk" di tanah internet ini. Yang perlu diingat adalah internet bisa menjadi cermin identitas kita. Seperti apa kita akan dikenal orang tergantung konten seperti apa yang kita tulis, respons apa yang kita berikan, foto apa yang kita upload, informasi apa yang kita sebar luaskan, komunitas apa yang kita ikuti, film/video apa yang kita pilih, dll.. Internet itu tak punya perasaan, tetapi "curang". Internet tak akan pernah bisa disalahkan jika terjadi kericuhan, penculikan, debat kusir, pem-bully-an, dan pencurian data. Yang salah adalah penggunanya. Bijaklah menggunakan internet! Sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun