Jokowi membagikan kartu pintar kepada sejumlah siswa setiap sekolah di Jakarta. Dalam kartu pintar tersebut berisi nominal kurang lebih 240 ribu rupiah/anak  yang telah mendapatkan kartu pintar setiap bulannya yang dilengkapi dengan sistem penunjang berupa ATM (Automated Teller Machine). Apakah pembagian kartu pintar ini sudah dispesifikasikan dengan keadaan siswa di luar keadaan ekonomi (perilaku siswa)? dan bukankah sistem penunjang itu bisa menimbulkan kekhawatiran untuk siswa? karena dengan sistem itu bakal dipastikan mall-mall di Jakarta akan dibanjiri oleh pelajar (pelajar nakal yang mendapat kartu pintar), dan apakah dana BOS belum cukup untuk menunjang sistem pendidikan ? ya, sudah kepalang dengan janji-janjinya, jd harus ditepati ya pak, meskipun sebenarnya masih banyak yang lebih penting dan diutamakan terlebih dahulu dari kartu pintar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H