Bagi anak rantau lain, pasti banyak cerita mengenai cara bertahan di tanah rantau demi keberhasilan masa depannya. Dan hal tersebut yang menjadikan anak rantau menjadi pribadi yang kuat, kreatif, bertanggung jawab dan pintar bersosialisasi.
- Dimana Tanah Dipijak
Jujur, saya belum pernah merantau ke luar negeri, hanya sebatas keliling Indonesia saja. Dan karena hampir seluruh wilayah Indonesia mempunyai makanan pokok nasi, maka saya berprinsip dimana tanah dipijak, disanalah nasi dimakan. Prinsip ini berarti bahwa saya harus menerima kenyataan bahwa di daerah rantau saya mempunyai makanan dan selera makan yang berbeda dari daerah asal saya.Â
Oleh karena itu saya sadar bahwa saya harus bisa menyesuaikan diri dengan daerah rantau saya tersebut, terlebih saat saya merantau ketika saya bertugas sebagai abdi negara, saya turut membawa serta istri dan anak-anak saya. Oleh karena itu, saya harus memberikan contoh bagaimana cara bertahan di tanah rantau, termasuk ke anak-anak saya, khususnya dalam hal makanan dan selera makan di daerah rantau. Dan  alhamdulillah, saat ini kedua anak saya juga merantau, anak pertama saya merantau ke pulau Kalimantan karena bekerja di sana, sedangkan anak kedua merantau ke Turkiye karena kuliah di sana.
Anak rantau pasti paham bagaimana sulitnya beradaptasi di daerah rantau tetapi bukan menjadi penghalang untuk tetap bertahan di daerah rantau. Sebab di setiap masalah pasti ada solusinya dan kita sebagai manusia dianugerahi akal budi yang harus digunakan salah satunya adalah untuk memikirkan bagaimana kita bisa bertahan di tanah rantau.
Sekali lagi, di mana tanah dipijak, disanalah nasi dimakan, sebab jika kita sehat maka kita akan menjadi insan yang produktif dan bisa menghasilkan karya demi negeri kita tercinta Indonesia. Hidup anak rantau dan salam untuk anak rantau dimanapun berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H