Mohon tunggu...
Santhos Wachjoe Prijambodo
Santhos Wachjoe Prijambodo Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNS di Surakarta

Seseorang dengan hobi membaca dan menulis artikel, baik artikel ilmiah maupun artikel non ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beberapa Faktor Membuat Orang Indonesia Malas Berwisata di Dalam Negeri

5 Januari 2024   15:58 Diperbarui: 5 Januari 2024   16:06 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Mungkin terdengar sinis dan tendensius, akan tetapi sebenarnya apabila kita renungkan, maka kita akan menyadari bahwa apa yang menjadi keberatan dari wisatawan lokal atau Wislok malas berwisata di dalam negeri. Tentunya hal ini bisa menjadi bahan introspeksi bersama demi memperbaiki kualitas tempat wisata di Indonesia.

            Diakui atau tidak, beberapa hal yang akan saya sampaikan ini bener-bener membuat tempat wisata di Indonesia menjadi kurang dikunjungi oleh Wislok, baik untuk berlibur dalam hitungan hari atau bahkan liburan jangka panjang. Kita mulai aja ya, hal-hal sebagai penghambat Wislok berwisata di dalam negeri.

Pembahasan disini akan dibatasi pada tempat wisata yang untuk pergi ke tempat itu kita menggunakan pesawat terbang sebagai satu-satunya sarana transportasi yang tersedia. Mungkin juga bisa kita pergi menggunakan kapal laut, akan tetapi tidak efisien secara waktu apabila kita pergi naik kapal laut.

Contoh saja, saya yang tinggal di wilayah Solo Raya untuk bisa ke Pulau Dewata, harus naik pesawat, entah itu dari Bandara Adi Soemarmo di Solo atau Bandara Yogyakarta atau Bandara A. Yani di Semarang atau Bandara Juanda di Surabaya. Bandara Soekarno Hatta tidak masuk hitungan karena jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau dari Solo. Katakanlah mo ke Bali, harga tiket pesawat dari Solo sekitar 800 ribu sampe 1 jutaan rupiah per orang untuk sekali jalan, apalagi kalo kita pengen ke Labuhan Bajo atau kePulau Komodo bahkan ke Raja Ampat, tentu harga tiket pesawatnya bisa berkali-kali lipat. Dengan harga yang kurang lebih sama, kita bisa pergi ke Kuala Lumpur atau Singapura atau bahkan ke Bangkok, berarti kita sudah bisa berwisata ke luar negeri.

Untuk harga hotel, kayaknya sekarang makin sulit mencari harga hotel yang nyaman di kisaran harga 350 ribuan per malam, kalopun dapat itupun hotel bintang 3 dan masih tanpa sarapan, bayangkan, di Kuala Lumpur, saya pribadi beberapa bulan yang lalu masih dapat harga kamar hotel 600 ribuan untuk 3 malam dan udah dapat sarapan. Di Bangkok bahkan dengan harga 400 ribuan udah bisa dapat hotel bintang 4 dan udah termasuk sarapan. Hal kayak gini tentu bikin malas wisatwan untuk berkunjung ke tempat wisata yang jauh-jauh.

Maksudnya disini adalah belum ada sarana transportasi yang langsung menuju tempat wisata dari kota terdekat. Mungkin baru beberapa kota besar di Indonesia yang sudah bagus transportasi umumnya yang menyediakan sarana transportasi ke atau melewati tempat wisata. Di beberapa negara di luar Indonesia, justru wisatawan dimanjakan dengan transportasi umum yang memudahkan wisatawan yang pengen pergi ke tempat wisata tersebut. Hal ini tentu harus segera dibenahi jika tidak ingin pariwisata negeri kita justru tidak dikunjungi oleh Wislok.

Pernah coba beli makanan atau minuman atau sekedar souvenir di tempat wisata di Indonesia? Hampir dapat dipastikan harganya pasti mahal dan gak bisa ditawar, khususnya harga souvenir. Entah apa yang menjadi sebabnya yang pasti kalo gak mau debat kusir nawar harga mending nggeleng kepala aja pas ditawari buat beli souvenir. Untuk urusan makan atau minum, ada baiknya kita tanya dulu harganya, biar gak kecewa.

Ini yang sering terjadi, saat kita sampe di tempat tujuan, ternyata tempat wisata yang kita tuju tidak sesuai dengan harapan kita. Entah karena banyak sampah di tempat itu atau banyaknya pedagang sehingga timbul kesan tidak teratur atau tempat yang tidak terawat dengan baik atau sebab lainnya. Pasti kita gak mau niat mau berwisata malah jadi kecewa gara-gara hal ini dan sudah sepatutnya menjadi perhatian pihak yang berwenang dalam bidang pariwisata.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun