Pemasangan mulsa dilakukan apabila bedengan sudah sampai di tahap perataan permukaan. Di tahap ini mulsa di pasang menyesuaikan ukuran panjang bedengan. Setelah itu antar ujung mulsa digulung menggunakan kayu agar mulsa dapat terpasang dengan baik. Kemudian, bagian ujung mulsa yang sudah tergulung di kunci dengan menggunakan pasak, dan di lanjut dengan pemasangan pasak di bagian kanan dan kiri bedengan.Â
Penggunaan pasak bertujuan untuk mengunci mulsa pada bedengan agar mulsa tidak terlepas saat ada angin kencang. Mulsa dipasang dengan tujuan pengendalian pertumbuhan pada gulma, sehingga tanaman yang akan ditanam dapat tumbuh tanpa adanya persaingan, dan di harapkan tanaman yang ditanam dapat tumbuh secara kompak dan maksimal. Selanjutnya mulsa di lubangi dengan pelubang mulsa, untuk persiapan sebelum dilakukannya penanaman.
Setelah dilakukan pelubangan pada mulsa, langkah selanjutnya yaitu melakukan penanaman bibit cabai sebagai tanaman utama dan penanaman bibit kale sebagai tanaman tumpang sari yang terlebih dahulu sudah di lakukan penyemaian di Kebun Kartini. Penanaman dilakukan dengan membuka tanah pada lubang bedengan dan dilanjut dengan peletakan bibit kemudian tanah kembali ditutup. Dilakukan hal berulang pada semua lubang tanam yang ada di bedengan.
Selain penanaman di lahan, penanaman secara hidroponik juga di lakukan di greenhouse yang ada di Salaran. Untuk tanaman yang di tanam secara hidroponik hanya menggunakan tanaman kale dikarenakan keterbatasan pipa hidroponik. Selain itu, penanaman secara hidroponik juga dilakukan oleh kelompok lain. Sehingga, setiap kelompok hanya mendapat satu blok pipa dengan 20 netpot.
Langkah terakhir yang dilakukan yaitu perawatan tanaman hingga ke proses penjualan. Pada tahap ini, bibit kale yang ditanam di lahan masi memerlukan banyak air. Penyiraman pada kale dilakukan setiap hari. Sedangkan, pada bibit cabe dilakukan penyiraman dua hari sekali dan pada saat hujan turun, penyiraman dilakukan di hari berikutnya. Untuk penyiraman dilakukan di pagi atau sore hari, hal ini bertujuan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengakibatkan stress pada tanaman, penyiraman pagi atau sore hari juga dilakukan untuk menghindari penguapan air berlebihan yang dapat menyebabkan tanah menjadi cepat kering dan berakibat tanaman tidak dapat menyerap air secara maksimal.
Di minggu terakhir praktikum, usia pada kale dan cabe mencapai 2 bulan. Akan tetapi proses panen yang dilakukan hanya pada tanaman kale nya saja baik yang di lahan maupun di greenhouse. Pada umumnya kale dapat dipanen pada saat kale berumur 55-75 hari. Sehingga panen yang dilakukan masih terbilang muda, tetapi sudah dapat untuk di konsumsi. Kemudian, hasil panen yang kita dapatkan di jual melalui Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) yang di gelar di kampus Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga selama 3 hari.
Para perwakilan praktikan dari setiap kelompok yang berkenan menjaga dan menjual berbagai aneka sayur hasil panen hingga habis terjual dengan harga yang lebih terjangkau.
Dasar-dasar Agronomi
Kelompok 11:Â