Malam Tahun Baru, Narkoba & Seks Bebas Merajalela

Belum genap seminggu warga dikejutkan oleh kabar kembali tertangkap tangannya seorang Pilot beserta Pramugara dan Pramugari, ketiganya ditangkap saat sedang berpesta narkoba (ganja dan sabu) oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di sebuah apartemen di daerah Tangerang. Apa yang terjadi bukanlah merupakan hal baru, pada kenyataannya narkoba mengancam ke setiap lapisan masyarakat maupun profesi yang disandangnya bahkan hingga (oknum) aparat berwajib ikut terjerumus.

Sorotan pun tak hanya tertuju kepada maskapai dimana ketiga orang tersebut berkerja, tetapi juga kepada pihak yang bertanggungjawab terhadap prosedur perekrutan. Masyarakat pun bertanya-tanya, bagaimana mungkin orang yang terlibat narkoba bisa lolos menjadi kru pesawat terlebih kepada seorang Pilot dimana tugasnya menerbangkan pesawat.

Tentu kejadian memalukan dan memprihatinkan ini menimbulkan kecemasan para konsumen akan keselamatan mereka yang menggunakan transportasi udara. Dari kejadian ini klarifikasi pihak maskapai kiranya hanya dinilai sebagai bentuk pembelaan semata karena jika saja kembali terjadi hal yang sama maka masyarakat akan meragukan kapabilitas maskapai terkait dalam mengawasi para pekerja yang mereka gunakan juga menilai adanya cacat dalam prosedural (perizinan) sebagai kru pesawat. Dilain pihak BNN hingga kini masih mendalami kasus tersebut, darimana asal muasal barang haram itu sampai ke tangan ketiga kru pesawat.

Banyak pihak berasumsi menanggapi kasus kru pesawat terlibat kasus narkoba, salah satunya dugaan tingkat stress yang dialami atas profesi yang disandang. Tentu tanggapan tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena menurut pandangan Penulis dampak dari stress yaitu memicu depresi, sedangkan orang yang menggunakan narkoba adalah 100% orang dalam keadaan sadar dan waras (tidak depresi). Mereka tahu benar bahwa narkoba dan penggunaannya bukan saja merusak organ tubuh namun juga melanggar hukum, kandungan candu yang terdapat dari narkoba-lah yang menyebabkan sulitnya seseorang lepas dari pengaruh narkoba selain juga disebabkan oleh faktor pergaulan yang salah.

Menindaklanjuti hal diatas, tentu tidak ada salahnya apabila pihak BNN menelusuri lingkup kehidupan ketiga kru pesawat yang terlibat kasus narkoba. Dunia malam adalah kemungkinan terbesar untuk menginvestigasi dari mana narkoba tersebut berasal didasari nominal besarnya pendapatan sebagai kru pesawat memilih dunia malam sebagai sarana hiburan untuk mengusir jenuh akibat stress pekerjaan dan ironisnya narkoba begitu lekat dengan kehidupan dunia malam.

Jika saja benar demikian maka alangkah mengerikannya peredaran narkoba di Indonesia, mengingat pergantian tahun yang tinggal beberapa saat maka momentum tersebut bisa saja dijadikan lumbung para bandar narkoba mengais untung. Dan menurut kabar BNN berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba jenis sabu dan ganja dalam nilai besar yang akan disebar di wilayah Jakarta dan Surabaya. Tentu saja penyelundupan narkoba ini bukanlah suatu kebetulan, alangkah baiknya pengamanan perayaan tahun baru tidak hanya berfokus kepada lalu lintas saja tetapi juga dilakukan sidak ke tempat-tempat favorit para pengguna narkoba dan pelaku zinah. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.