Anda-anda tentu seringkali mendengar akan peristiwa tragis "investasi bodong", ya investasi yang mengiming-imingi para korbannya dengan keuntungan materi berlipat-berlipat ganda seolah menjadi obat mujarab bagi sifat "serakah" manusia. Tanpa menelusuri latar belakang pemilik investasi, minim sikap kehati-hatian, dan kalapnya keinginan pribadi memperoleh materi dengan cara cepat atau minim usaha menjadikan korban-korbannya sasaran empuk para pelaku investasi bodong.
Modus investasi bodong sebenarnya serupa layaknya modus operandi kredit macet yaitu tutup lobang gali lobang, dimana seseorang yang berhutang menutupi besaran bunga yang harus dibayarkan dengan besaran kredit yang diterimanya. Seperti memancing ikan tentunya pelaku butuh umpan untuk menjerumuskan para korbannya, kail pun dipersiapkan dengan tim-tim yang terbagi sesuai fungsinya agar lebih meyakinkan.
Umpan pun akhirnya disebar, sulit diawal sudah pasti tetapi percayalah tipikal penipu ulung seperti ini memiliki kesabaran dan motivasi diatas rata-rata. Mereka akan terus mencoba walaupun hanya satu ikan kecil yang menyambar umpannya. Bagi penipu ulung ini, satu ikan kecil sudah menandakan kesuksesan mereka dan terbukanya jalan menjala ikan yang lebih besar. Dari ikan-ikan yang kecil-lah mereka merambah, cerita dari mulut ke mulut merupakan promosi senyap agar kedok investasi tidak terendus sebagai penipuan. Ketika ikan besar menyambar umpan, permainan pun berubah dimana umpan yang diberikan kepada para ikan kecil diputarbalikkan ke ikan besar untuk meyakinkan dan perangkap menangkap ikan besar yang lain sampai targetnya tercapai.
Lambat laun, umpan-umpan yang diterima oleh para ikan ini tiba-tiba mengalami kendala dan akhirnya macet total. Para korban yang dibuat bertanya-tanya dijadikan momentum para pelaku lari dari tanggungjawabnya, setelah para korban sadar bahwa mereka telah tertipu sayangnya pelaku sudah menghilangkan jejaknya kabur entah kemana.
Modus operandi penipuan seperti itu sebenarnya umum digunakan para penipu, namun entah mengapa selalu saja berhasil menandakan bahwa sifat serakah menjadikan manusia gelap mata. Bukan hanya kepada para pelaku yang menggunakan segala cara tidak halal, tetapi juga ditujukan kepada korban yang tidak mempertanyakan halal atau tidaknya umpan yang mereka terima. Sebenarnya hal tersebut menjadi kunci agar anda terhindar dari modus penipuan investasi bodong, sebagai investor anda harus tahu persis darimana asal muasal uang berputar. Bilamana pihak yang anda percaya tidak mampu menjelaskan dan anda mencium gelagat tidak benar maka tarik segera uang anda dan carilah jalan usaha yang diridhoi. Jangan lupa segera laporkan ke pihak berwajib.
Sebagai informasi bahwa modus investasi bodong juga bisa bermula dari konektivitas antar kerabat. Permulaan diawali dibentuknya kelompok antar kerabat yang punya jalinan hubungan apakah satu alamater, satu komunitas, atau lainnya dimana satu pihak memiliki ide untuk membentuk suatu usaha. Dihimpunlah komunikasi intens antar kerabat dengan dalih mendengarkan presentasi bentuk usaha (seperti MLM) serta potensi keuntungan. Mengapa korban-korbannya bisa begitu yakin? Tentu bukan sembarang orang yang berbicara, setidaknya ia memiliki track record keberhasilan dalam perputaran uang. Lamanya jalinan kekerabatan pun seringkali dijadikan modal rasa percaya yang membuat korbannya luluh dan akhirnya masuk perangkap. Berhati-hatilah dengan modus yang seperti ini karena konsekuensi yang diterima jauh lebih besar, keikutsertaan anda didalamnya dapat menjadikan anda sasaran tembak korban lainnya untuk dimintai pertanggungjawaban.
Apa yang Penulis jelaskan disini bukan bertujuan menumbuhkan rasa tidak percaya tetapi lebih tertuju kepada kesadaran kita akan sikap dan sifat kehati-hatian. Sebelum mencicipi ranah investasi maka ada sebaiknya anda-anda pelajari bentuk-bentuknya, investasi memang memungkinkan keuntungan namun juga memiliki resiko yang tidak diperhitungkan. Jangan menggelontorkan dana besar hanya karena iming-iming keuntungan besar, terlebih lagi mengalokasikan uang orang lain didalamnya. Pilihlah ranah investasi yang memiliki dasar hukum tetap dan terjamin serta sesuai nalar. Apabila anda tidak berkenan untuk berinvestasi maka jangan berpikiran sempit, karena masih banyak usaha lain yang memiliki potensi menguntungkan walau dikelola oleh anda sendiri. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H