Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Indonesia dan Piala Dunia 2026

9 Mei 2015   16:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:13 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ketika Menpora Imam Nahrawi dan beberapa undangan lainnya dihadirkan di program televisi Mata Najwa di pekan ini, jujur Penulis hanya menonton pada bagian akhirnya saja dimana beberapa perwakilan supporter klub memberikan pernyataan harapan mereka terhadap persepakbolaan nasional dan tentu saja pernyataan Menpora menanggapi pertanyaan Najwa Shihab jika Penulis tidak salah ingat mengenai "sepakbola milik siapa?".

Terkait pernyataan Menpora yang dalam jawabannya Indonesia dapat lolos Piala Dunia 2025 mungkin membuahkan pertanyaan dimana Piala Dunia akan dilaksanakan pada tahun 2026 yang hingga kini beberapa negara besar sedang berupaya mempromosikan diri mereka agar menjadi tuan rumah ajang prestisius persepakbolaan di muka bumi tersebut. Apa yang terjadi mengenai pernyataan Menpora sekiranya dapat dimaklumi sebagaimana pertanyaan tersebut sebagai penutup acara dan wajar bilamana jawaban mengandung spontanitas. Kita semua tidak perlu mempermasalahkannya dan coba memahami serta apresiasikan maksud pernyataan tersebut dimana cita-cita Menpora terhadap persepakbolaan nasional pun tinggi.

Anggaplah jika memang benar target agar Indonesia lolos menjadi peserta Piala Dunia 2026 maka dalam jangka waktu 11 tahun yang tersisa untuk kondisi keadaan persepakbolaan tanah air saat ini Penulis pribadi katakan mustahil walaupun bisa saja lolosnya Indonesia dalam ajang Piala Dunia 2026 yang dimaksud sebagai motivasi untuk upaya membenahi persepakbolaan tanah air agar lebih profesional dan meraih prestasi kedepannya. Permasalahan apa yang sepakbola dalam negeri hadapi saat ini sungguhlah kronis, terkait induk persepakbolaannya dan operator yang menjalankan kompetisi tampak begitu kolektif dimana sama-sama bersuara memberhentikan dan enggan melanjutkan kompetisi sepakbola musim 2015/2016. Belum lagi ancaman sanksi FIFA terhadap persepakbolaan tanah air tidak bisa dianggap remeh begitu saja, seperti apa yang Penulis kemukakan pada artikel sebelumnya walau sanksi FIFA sifatnya tidaklah permanen namun bila saja sanksi tersebut memakan waktu yang sangat lama tergantung bagaimana langkah Indonesia membenahi persepakbolaannya.

Tepat tadi malam tanggal 8 Mei 2015, Menpora telah mengumumkan 17 nama sosok-sosok yang dinilai mampu dan tergabung dalam tim transisi bertajuk "Indonesia memanggil" dimana bertugas untuk membenahi persepakbolaan tanah air. Dikutip dari berbagai sumber media menyatakan Menpora telah mempersiapkan "road map" persepakbolaan tanah air hingga tahun 2025 sebagai acuan di tahun-tahun mendatang. Mengenai tugas dan fungsi masing-masing individu yang tergabung dalam tim transisi juga baru akan dijabarkan pekan depan. Dibalik itu semua mungkin yang publik ingin ketahui yaitu bagaimana kelanjutan surat yang Menpora layangkan kepada FIFA dan perwakilan dari Indonesia yang akan berhadapan langsung guna melobi agar Indonesia tidak dikenai sanksi oleh FIFA dimana batas akhir kisruh internal (Kemenpora, BOPI, dan PSSI) tanggal 25 Mei 2015 hanya tinggal menghitung hari saja.

Prihal hal buruk yang mungkin terjadi (sanksi FIFA) kiranya tidak perlu jelaskan kembali sebagaimana sudah Penulis utarakan di artikel sebelumnya. Apabila respon FIFA terhadap niatan Menpora baik (surat maupun perwakilan) dengan tidak mengsanksi persepakbolaan tanah air maka tentunya kabar tersebut merupakan angin segar bagi masyarakat Indonesia serta para pelaku yang hidup dalam sepakbola tanah air, apa yang telah dipersiapkan dan rencana Kemenpora maka memungkinkan untuk terlaksana walau dikedepannya hambatan-hambatan dapat saja terjadi. Namun pada intinya apa yang Penulis maksud persepakbolaan Indonesia terlepas dari sanksi FIFA merupakan hal yang utama yang perlu diperhatikan, apabila rencana jangka panjang telah dipersiapkan akan tetapi sanksi FIFA tak terhindarkan maka jelas terasa percuma.

Kembali kepada niatan agar Indonesia dapat lolos dan ikut serta Piala Dunia 2026, Penulis kira cita-cita boleh saja tinggi namun sebaiknya persepakbolaan tanah air lebih memfokuskan diri kepada kompetisi yang benar-benar profesional. Sebagai gambaran dalam lingkup sepakbola tanah air walau kini dengan slogan QNB League yang bisa diartikan pihak luar mulai melirik kompetisi dalam negeri, namun tetaplah masih ada berbagai kekurangan yang kita perlu pertanyakan "mengapa justru pihak luar" bukanlah pihak dalam negeri yang menjadi sponsor utama liga. Bisa dikatakan di dalam Indonesia sendiri kiranya begitu banyak perusahaan besar baik nasional maupun swasta akan tetapi mengapa mereka tidak berupaya mensponsori kompetisi dalam negeri dan justru dari beberapa nama besar lebih memilih kompetisi luar negeri dengan alasan untuk mempromosikan diri agar dikenal dunia luar. Dari gambaran ini saja sudah sangat jelas bahwa kompetisi tanah air selayaknya masih dipertanyakan seluk beluknya seperti apa, banyak pihak yang masih ragu untuk masuk mensponsori kompetisi tanah air yang mungkin dianggap tidak punya andil banyak walaupun sudah dibiayai oleh yang bersangkutan.

Penulis harap dari artikel ini kita semua dapat bercermin diri dengan keadaan yang ada dengan berupaya membenahi persepakbolaan tanah air prioritas utama lingkup internal yaitu kompetisinya terlebih dahulu. Boleh kiranya berangan-angan tinggi, namun jangan menyangkal bahwa dalam kompetisi lokal masih begitu banyak yang perlu diperbaiki, transparansi jelas harus diterapkan sekiranya menjadi daya tarik agar semakin banyak pihak yang mau bergabung sebagaimana pula berperan serta dalam membangun pesepakbolaan nasional. Seperti apa yang Penulis katakan prestasi lahir dari sebuah kompetisi yang profesional, semoga saja salah satu prestasi yang Indonesia capai dari cabang sepakbola yaitu lolos ke Piala Dunia 2026. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Artikel terkait :

Skenario Setelah Kisruh Persepakbolaan Nasional

Menelaah Surat Terbuka FIFA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun