Pecinta sepakbola Liga Inggris di dunia mungkin awal mulanya tidak sekalipun menduga-duga Leicester dapat menjuarai EPL musim 2015/2016, namun sejarah tercipta kala itu oleh klub besutan manager Claudio Ranieri meski di musim sebelumnya mereka bersusah payah agar tidak terhempas ke jurang degradasi. Di musim 2015/2016, Ranieri benar-benar mampu memanfaatkan momentum penurunan performa tim-tim besar dan berhasil membakar semangat juang anak asuhnya hingga menghantarkan mereka sebagai juara liga.
Akan tetapi di musim 2016/2017 keadaan pun berubah, berbekal gelar juara Leicester tak mampu menunjukkan performa gemilang layaknya musim lalu. Di pekan ke-24, Leicester kini menduduki peringkat 16 klasemen sementara liga dengan poin 21 atau hanya selisih 1 angka dari Hull City di peringkat 18. Menanggapi situasi genting seperti ini Ranieri tak pelak dari isu pemecatan, bahkan hal ini pun telah dikonfirmasi oleh  petinggi Leicester bahwa kemungkinan tersebut ada. Bisa dikatakan nasib Ranieri saat ini hanya tinggal menunggu bagaimana hasil Leicester di kompetisi Liga Champion dan pertandingan Liga Inggris beberapa pekan ke depan.
Berbeda halnya dengan apa yang dialami oleh Arsene Wenger, manager Arsenal ini dikabarkan telah ditawari kontrak baru selama 2 musim kedepan (1 jam setelah kalah oleh Chelsea 3-1) oleh klub akan tetapi belum ada kepastian apakah sang Profesor akan menerima pinangan tersebut. Isu perihal Wenger akan pensiun memang sebelumnya telah merebak yang menyatakan musim 2016/2017 adalah musim terakhir baginya, selain dipengaruhi faktor usia dan tekanan para fans fanatik Arsenal yang jenuh akan puasa gelar.
Tetapi dibalik penawaran kontrak baru tersebut ada hal krusial yang melatarbelakanginya yaitu prihal isu kepindahan pemain bintang Arsenal yaitu Alexis Sanchez dan Mesut Ozil. Kedua pemain ini memang diboyong oleh Wenger ke Emirates Stadium, Wenger dikatakan sangat berjasa dan mampu meyakinkan keduanya berseragam Arsenal dan oleh karena itulah hanya Wenger yang dapat memastikan mereka menetap di Arsenal yang menjadikan pertimbangan kontrak baru tersebut.
Hasil instan atau konsistensi performa mungkin yang menjadikan dasar perbandingan antara Ranieri dan Wenger. Secara gamblang Ranieri mampu mewujudkan impian klub yang didamba-dambakan oleh kubu Arsenal dan menciptakan sejarah baru di Liga Inggris, namun ia gagal menjaga konsistensi performa tim yang luluh lantah layaknya seekor singa yang  kehilangan taringnya. Dilain pihak Wenger yang selama belasan tahun berjuang guna merengkuh juara untuk kesekian kalinya bagi Arsenal layaknya pahlawan terbuang dibenci dan dicaci oleh sebagian fans Arsenal, namun perjuangan manager 67 tahun ini membuktikan kualitas dirinya dari konsistensi Arsenal yang selalu berada di posisi 4 besar klasemen liga. Lalu siapa yang akan bertahan diantara keduanya? Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI