Tahun 2022 mungkin bisa dikatakan adalah tahun terburuk untuk film superhero Marvel yang hadir di bioskop. Setelah Doctor Strange Multiverse of Madness dan Thor Love and Thunder yang begitu mengecewakan, pasca menontonnya Penulis berpendapat sequel kedua dari Black Panther ini bakal menjadi salah satu diantaranya.
Film diawali dengan suasana muram dari Wakanda yang baru saja kehilangan T'Calla akibat penyakit yang tidak disebutkan apa. Kehilangan sang Raja maka Wakanda kembali dipimpin oleh ibunya yaitu Ratu Ramonda.
Keputusan T'Calla sebelumnya agar Wakanda membuka diri kepada warga dunia nampaknya menjadi pisau bermata tua, tatkala negara adikuasa justru berupaya ingin mengekploitasi sumber daya metal Vibranium dari Wakanda dengan cara apapun. Dan Ratu Ramonda dengan tegas berjanji akan melindungi sumber daya yang hanya dimiliki bangsanya itu dari pihak-pihak manapun yang ingin merebut.
Disaat tensi tegang antara bangsa Wakanda dan negara-negara adidaya prihal Vibranium berlangsung. Suatu hal tidak terduga terjadi manakala agensi CIA menemukan sumber daya Vibranium di lautan Atlantik. Namun keberhasilan penemuan itu terhalau oleh suatu bangsa di bawah laut yang dipimpin oleh Namor.
Singkat cerita, Namor melihat upaya eksplorasi Vibranium di wilayahnya oleh agensi CIA sebagai ancaman. Dilatari dengan yang ia alami, Namor lalu meminta bangsa Wakanda untuk bergabung dan menyerang bangsa-bangsa yang ada di permukaan.
Sekilas dari apa yang Penulis ungkapkan diatas sebetulnya tidak semenarik dengan apa yang dibayangkan. Ekspektasi Penulis melihat akan banyak adegan keseruan pada film Black Panther Wakanda Forever sontak sirna pada saat awal film ini diputar.
Dengan durasi kurang lebih 2,5 jam, film Black Panther 2 bisa dibilang memiliki plot yang sangat lambat dan cenderung membosankan. Hampir keseluruhan film dihiasi oleh dialog maupun upaya untuk menjelaskan siapa sosok Namor ini.
Kesan emosional yang ingin ditampilkan oleh para pemeran didalamnya pun terasa hambar. Absennya aktor Chadwick Boseman sebagai T'Calla betul-betul membuat Black Panther Wakanda Forever seperti kehilangan ruh-nya.
Penulis menilai sequel kedua Black Panther ini ibarat sebuah malapetaka yang dipaksakan terjadi dalam upaya keras untuk merealisasikan proses transisi sosok Black Panther kepada aktor lain, ketimbang berupaya menggantikan peran Chadwick Boseman ataupun membangkitkan Erik Killmonger (Michael B Jordan) sebagai suksesor.
Hal berikutnya yang mebuat Penulis mengerenyitkan dari ketika menonton Black Panther Wakanda Forever ialah kemunculan perdana superhero Iron Heart yang tidak terasa spesial sama sekali. Secara peran, aktor Dominique Throne membawakan karakter Riri Williams begitu kaku. Hal tersebut tambah diperparah dengan baju jirah Iron Heart yang tampil kurang menarik.