Bagaimana sebuah busur dapat mengalahkan teknologi canggih milik Predator? Pertanyaan itu kiranya akan terjawab apabila Anda menyaksikan film ke-5 dari Predator berjudul Prey yang tayang perdana 5 Agustus 2022 di layanan streaming Hulu.
Sekilas Prey mengisahkan seorang gadis suku Indian bernama Naru diperankan oleh aktor Amber Midthunder yang ingin membuktikan dirinya bahwa ia layak menjadi seorang pemburu. Sayang keinginan Naru dibayang-bayangi oleh pencapaian saudara kandungnya dan budaya patriarki dalam suku yang menempatkan kaum wanita lebih rendah untuk melakukan tugas sehari-hari, seperti mengurus anak, mencari rempah, mencuci, dan sebagainya.
Tak ingin dirinya bernasib sama, Naru kemudian mencoba membuktikan dirinya bahwa ia layak sebagai pemburu. Secara bersamaan sebuah kapal alien memasuki atmosfer bumi dan menurunkan sesosok Predator yang mencari mahluk hidup layak diburu.
Naru mencium kejanggalan dari kedatangan Predator tersebut. Dibantu oleh anjing peliharaannya ia kemudian melacak kemana Predator itu berada. Namun alih-alih ajang membuktikan dirinya, justru Naru menempatkan dirinya dan beserta sukunya dalam bahaya.
Berdurasi sekitar satu setengah jam, film Prey atau sequel ke-5 dari franchise Predator ini Penulis nilai menjadi yang terbaik diantara film-filmnya yang pernah tayang. Film ini mampu menampilkan apa yang diinginkan oleh penggemar film Predator sejak dulu yaitu orisinalitas.
Penulis bisa katakan walau alur cerita dalam Prey masih memungkinkan adanya tanda tanya di beberapa bagian, film ini tetap mampu menampilkan keseruan dari awal hingga akhir. Umum bilamana Anda gemar menonton, Anda akan merasa bahwa durasi satu setengah jam begitu singkat. Akan tetapi justru Prey tidak demikian adanya, aksi dalam ini tetap konstan dan alur ceritanya terus berkembang lebih menarik.
Selain pemilihan aktor yang baik serta alur cerita yang menarik, dua hal lain yang memikat dari film ini ialah kualitas sinematografi berikut efek suara.
Dari sisi sinematografi, Prey mampu menampilkan dunianya yang begitu luas dan dieksekusi dengan baik. Anda akan melihat scene di banyak tempat, seperti pegunungan, hutan, sungai, rawa, dan lain-lain dimana membuat film ini asyik ditonton.
Sedangkan untuk efek suara, Prey membuktikan bahwa film ini bukan layaknya film kelas dua Hollywood. Efek suara yang dihasilkan dari film ini bukan kaleng-kaleng karena Anda dapat merasakan ketegangan saat menyaksikan film berlangsung.
Pepatah mengatakan "tiada gading yang tidak retak". Walau secara rating film Prey bertengger dengan nilai sangat tinggi yaitu 93 persen di situs Rotten Tomatoes, film ini masih mempunyai kekurangan yaitu dari kualitas efek CGI.